ISLAMTODAY ID-Ribuan orang berbaris di London pada hari Sabtu (13/5/2023) untuk memperingati 75 tahun Nakba, atau bencana, yang mengacu pada pengusiran paksa massal warga Palestina oleh milisi Zionis untuk membuka jalan bagi pembentukan Israel pada tahun 1948.
Pawai bertajuk “Nakba 75 – Akhiri Apartheid, Akhiri Pendudukan”, berkumpul di jantung kota London di luar kantor pusat BBC sebelum para peserta menuju ke Downing Street, tempat kantor perdana menteri Inggris berada.
“Nakba bukan hanya peristiwa tunggal, hari ini kita masih merasakan efek Nakba,” ungkap Leanne Mohammed, seorang aktivis Palestina Inggris yang menghadiri rapat umum tersebut, kepada Middle East Eye, seperti dilansir dari MEE, Ahad (14/5/2023)
“Tujuh puluh lima tahun yang lalu keluarga saya diusir dari rumah mereka di Haifa, Palestina, oleh milisi Zionis. Mereka berakhir sebagai pengungsi di Lebanon. Tiga perempat abad kemudian mereka masih tinggal di kamp pengungsi yang sama,” ungkapnya.
Acara London diselenggarakan oleh Forum Palestina di Inggris, Sahabat Al-Aqsa, Kampanye Solidaritas Palestina (PSC) dan Asosiasi Muslim Inggris.
“Kami menandai Nakba bukan hanya sebagai peristiwa sejarah tetapi sebagai proses penindasan yang berkelanjutan yang diberlakukan selama 75 tahun terakhir melalui penjajahan tanah yang berkelanjutan, penegakan apartheid dan pendudukan militer,” ungkap PSC di situs webnya.
Pawai tersebut dihadiri oleh mantan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, yang telah menjadi juru kampanye seumur hidup melawan pendudukan Israel di Palestina.
“Hari ini kami berbaris melalui London untuk memperingati 75 tahun Nakba dan berbicara menentang perampasan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina. Akhiri pendudukan. Bebaskan Palestina,” ungkap Corbyn dalam sebuah pesan di Twitter.
Antara tahun 1947 dan 1949, pasukan Zionis merebut lebih dari 78 persen wilayah bersejarah Palestina dan mengusir setidaknya 750.000 warga Palestina dari tanah dan rumah mereka.
Banyak dari mereka yang bergabung dalam rapat umum tersebut adalah pemuda Palestina yang berbicara tentang perlunya terus mengingat Nakba.
“Mereka mengatakan ‘yang tua akan mati, yang muda akan melupakan’, dan untuk generasi saya di Palestina, kami telah membuktikan bahwa tidak ada yang melupakan dan, jika ada, keberadaan kami adalah perlawanan kami,” ungkap seorang demonstran kepada MEE.
Lebih dari 80 persen penduduk Palestina diusir dari tanah air mereka pada tahun 1948 setelah pasukan Zionis membunuh sedikitnya 13.000 orang dan menghancurkan lebih dari 500 desa dan kota.
Sembilan belas tahun kemudian, Israel menduduki sisa 22 persen wilayah bersejarah Palestina yang tidak direbut pada tahun 1948, yang tetap berada di bawah kekuasaan militer Israel dalam apa yang dikenal sebagai pendudukan terlama dalam sejarah modern.
(Resa/MEE)