ISLAMTODAY ID-KTT Liga Arab yang bersejarah menyaksikan kembalinya pejabat Suriah setelah bertahun-tahun diisolasi dan pidato tak terduga dari presiden Ukraina yang mengecam para pemimpin Arab karena kenetralan mereka.
Pada akhir KTT Liga Arab tahunan ke-32 yang diselenggarakan oleh Arab Saudi pada 19 Mei, blok regional tersebut mengeluarkan deklarasi bersama yang menyerukan diakhirinya campur tangan asing di wilayah tersebut dan menegaskan kembali dukungan mereka untuk pembebasan Palestina.
“Kami menyerukan untuk menghentikan campur tangan asing dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab dan dengan tegas menolak semua dukungan untuk pembentukan kelompok bersenjata dan milisi di luar lingkup lembaga negara,” ungkap pernyataan bersama tersebut, seperti dilansir dari The Cradle, Sabtu (20/5/2023).
Ia juga menekankan bahwa pendudukan Israel atas Palestina tetap menjadi “salah satu faktor kunci stabilitas di kawasan” dan mengutuk “sekeras-kerasnya praktik dan pelanggaran yang menargetkan warga Palestina dalam kehidupan, harta benda, dan keberadaan mereka” sambil menyerukan pembentukan sebuah negara Palestina yang berdaulat “di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”
Pernyataan tersebut selanjutnya memuji keputusan yang dibuat oleh para pemimpin regional untuk menyambut Suriah kembali ke Liga Arab.
“Kami menekankan pentingnya terus mengintensifkan upaya pan-Arab yang bertujuan membantu Suriah mengatasi krisisnya sejalan dengan upaya bersama Arab dan hubungan persaudaraan yang menghubungkan semua bangsa Arab,” ungkap pernyataan itu.
Selama pidato penutupannya di akhir KTT hari Jumat, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menekankan bahwa kawasan itu tidak boleh berubah menjadi zona konflik dan meyakinkan para hadirin bahwa “perdamaian dunia” sudah dekat.
Dia juga berharap “kembalinya Suriah ke Liga Arab mengarah pada akhir krisisnya.”
Sebelumnya pada hari itu, MbS dengan hangat menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad ke tempat KTT, secara resmi menandai berakhirnya isolasi Suriah di Asia Barat setelah 12 tahun perang yang didukung AS.
“Saya ingin dengan lantang menyambut Suriah kembali ke kursinya di antara saudara-saudaranya,” ungkap Perdana Menteri Aljazair Ayman Benabderrahmane dalam pidato pembukaan KTT.
“Hari ini kita menghadapi peluang untuk mengubah situasi internasional yang muncul dalam bentuk dunia unipolar, akibat dominasi barat, yang tidak memiliki semua etika dan prinsip,” ungkap presiden Suriah dalam pidatonya.
“Kami berdiri bersama melawan gerakan kegelapan,” tambah Assad, merujuk pada kelompok bersenjata ekstremis yang mendominasi oposisi Suriah, banyak di antaranya mendapat dukungan dari negara-negara anggota Liga Arab, termasuk Arab Saudi dan Qatar.
Tamu tak terduga pada pertemuan hari Jumat adalah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang tiba pada menit terakhir dengan jet pemerintah Prancis untuk berbicara kepada mereka yang hadir dalam apa yang oleh pengamat regional disebut sebagai “jeda hiburan”.
Dalam pidatonya, pemimpin Ukraina itu menyinggung sejarah invasi dan pendudukan dunia Arab dengan mengklaim negaranya “tidak akan pernah tunduk pada orang asing atau penjajah.”
“Sayangnya, ada beberapa di dunia dan di sini di antara Anda yang menutup mata terhadap kandang [tawanan perang] dan aneksasi ilegal itu,” ungkap Zelensky, sekutu pemerintah Israel, mengatakan pada pertemuan para pemimpin Arab.
“Saya di sini agar semua orang dapat melihat dengan jujur, tidak peduli seberapa keras Rusia mencoba untuk mempengaruhi, kemerdekaan harus tetap ada,” ujar tambahnya sebelum berangkat ke Jepang untuk memohon kepada para pemimpin G7 untuk bantuan militer dan keuangan lebih lanjut.
Setelah bertemu dengan Zelensky sebelumnya pada hari Jumat, MbS berbicara tentang “kesiapan kerajaan untuk melanjutkan upaya mediasi antara Rusia dan Ukraina,” menambahkan dia akan “mendukung semua upaya internasional yang ditujukan untuk menyelesaikan krisis secara politik dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai keamanan.”
Menurut laporan di media Rusia, Zelensky dijadwalkan bertemu dengan delegasi dari Moskow selama kunjungan singkatnya di Jeddah.
(Resa/The Cradle)