ISLAMTODAY ID-Saat ini rakyat Pakistan mengalami kesulitan akibat krisis cadangan visa yang sangat buruk.
Media Anadolu mencatat bahwa negara Pakistan hanya memiliki cadangan devisa sebesar $4,09 miliar, cukup untuk menutupi impor selama satu bulan saja.
Untuk meringankan krisis tersebut, pemerintah Pakistan melakukan perjanjian perdagangan barter dengan Rusia, Iran dan Afghanistan.
Perjanjian itu diumumkan pihak pemerintah pada hari Jumat (2/6/2023).
Mekanisme barter memungkinkan minyak mentah, gas alam cair (LNG), bahan bakar gas cair (LPG), gandum, besi, dan baja diimpor dari Rusia.
Sedangkan batu bara, minyak mentah, LNG dan LPG, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayuran akan diizinkan untuk diimpor dari Iran.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, “Mekanisme Perdagangan Barter Bisnis-ke-Bisnis (B2B), mulai berlaku pada 1 Juni 2023, memungkinkan entitas publik dan swasta untuk terlibat dalam perdagangan barter dengan ketiga negara tersebut.”
“Perdagangan barang dengan pengaturan B2B BT diperbolehkan dengan prinsip impor diikuti ekspor. Ekspor akan dilakukan sesuai dengan nilai barang impor, tunduk pada mekanisme toleransi yang diberikan selanjutnya untuk setiap urgensi,” ungkap pernyataan itu, seperti dilansir dari The Cradle, Ahad (4/6/2023).
Pejabat Pakistan memulai mekanisme barter setelah pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) menolak untuk memberikan paket bantuan.
Mekanisme barter diperlukan untuk berdagang, karena pemerintah AS telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran, Rusia, dan Afghanistan.
Perusahaan Pakistan mana pun yang terlibat dalam transaksi keuangan dengan Iran, Rusia, atau Afghanistan akan ditutup dari sistem keuangan global yang didominasi AS.
Sanksi AS telah memperumit hubungan ekonomi antara Iran dan Pakistan selama bertahun-tahun.
Akibatnya, Pakistan gagal membangun sisi pipa gas yang menghubungkan ke kedua negara dan menghadapi kemungkinan denda sebesar $18 miliar.
Kesepakatan tersebut muncul setelah Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada bulan Mei dan meresmikan dua proyek bernilai tinggi di perbatasan negara mereka, termasuk Jalur Transmisi Listrik Polan-Gabd.
Ekspor Produk Pakistan
Mekanisme barter akan memfasilitasi ekspor 26 produk Pakistan ke Rusia, Iran, dan Afghanistan, termasuk susu, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayuran, beras, garam, produk farmasi, kulit, tekstil, peralatan listrik, dan peralatan olahraga.
Sepuluh item, termasuk buah-buahan dan kacang-kacangan, sayuran, biji minyak, mineral, dan logam, dapat diimpor dari Afghanistan.
“Impor dan ekspor di bawah fasilitas perdagangan barter B2B akan diterima untuk manfaat yang ditawarkan di bawah berbagai skema fasilitasi dan fasilitasi ekspor,” ungkap Kementerian Perdagangan.
Untuk diketahui, Pakistan menderita ketidakpastian politik seputar upaya baru-baru ini untuk menghukum mantan perdana menteri Imran Khan atas tuduhan korupsi, serta dari krisis neraca pembayaran, kekurangan cadangan devisa, dan meningkatnya kesulitan dalam memperoleh pembiayaan dari pasar kredit luar negeri.
(Resa/The Cradle)