(IslamToday ID) – Bentrokan antara tentara Sudan dan paramiliter RSF berlanjut setelah gencatan senjata tiga hari berakhir pada Rabu (21/6/2023) pagi.
Gencatan senjata terjadi karena ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi dan berakhir Rabu pukul 6 pagi waktu setempat.
Langkah ini membawa ketenangan relatif di ibu kota Sudan, Khartoum, akan tetapi pertempuran sengit pecah pada Selasa (20/6/2023) malam di beberapa bagian kota.
Dilansir dari TRTWorld, Rabu (21/6/2023), penduduk mengatakan bentrokan berpusat di sekitar markas intelijen di dekat Bandara Internasional Khartoum.
Untuk diketahui, pertempuran ini telah dimulai sejak April yang menewaskan hampir 1.000 warga sipil dan melukai 5.000 lainnya.
Pertempuran Meningkat
Khalid Abdel-Rahman yang tinggal di pusat kota Khartoum mengatakan pertempuran berlangsung semakin intensif.
“Suara tembakan bergema di seluruh area,” ungkapnya.
Selain itu, bentrokan sengit juga terjadi di sekitar fasilitas militer kota Omdurman.
Pertempuran terbaru ini menandakan bahwa upaya AS dan Saudi untuk memperpanjang gencatan senjata telah gagal.
Menurut badan migrasi PBB, pertempuran tersebut telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari 2,5 juta orang meninggalkan rumah mereka ke daerah yang lebih aman di Sudan dan negara-negara tetangga. [res]