(IslamToday ID)—Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengkonfirmasi rencana menugaskan pejabat kabinet tingkat tinggi ke Beijing untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan.
Kunjungan ini bertujuan untuk membantu menopang hubungan dengan China di tengah meningkatnya ketegangan atas konflik Rusia-Ukraina dan separatisme Taiwan.
Menteri Keuangan Janet Yellen dijadwalkan mengunjungi China pada 6-9 Juli untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin China tentang penguatan kerja sama antara dua ekonomi terbesar dunia.
“Yellen akan berbicara dengan pejabat China tentang perlunya kedua negara dalam mengelola hubungan secara bertanggung jawab, berkomunikasi langsung tentang bidang yang menjadi perhatian, dan bekerja sama untuk mengatasi tantangan global,” ungkap Departemen Keuangan AS.
Selain itu, perjalanan Yellen akan dilakukan selama hampir tiga minggu setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing.
Lebih lanjut, Blinken memuji pembicaraannya yang terus terang dengan Xi dan para pemimpin China lainnya.
Dia mengatakan bahwa pertemuan mereka telah membantu menstabilkan hubungan China-AS.
Di sisi lain, Biden memicu kontroversi baru dengan menyebut Xi sebagai “diktator” saat berbicara di California.
Pemerintah China menanggapi dengan mengajukan keluhan resmi melalui kedutaannya di Washington dan memanggil Duta Besar AS untuk China Nicholas Burns untuk menyampaikan teguran resmi atas apa yang disebutnya sebagai provokasi politik.
Sementara itu, Departemen Keuangan AS juga menunjukkan bahwa perjalanan Yellen mengikuti arahan Biden November lalu untuk memperdalam komunikasi dengan pemerintah China tentang “berbagai masalah, termasuk perkembangan ekonomi makro dan keuangan global.”
Untuk diketahui, sebagai menteri keuangan, Yellen adalah pembuat kebijakan ekonomi utama Washington.
Lebih lanjut, pejabat AS belum mengungkapkan pemimpin China mana yang dia rencanakan untuk ditemui dalam perjalanannya.
Dia dilaporkan tidak memesan pertemuan dengan Xi. Kementerian Keuangan China hanya mengeluarkan pernyataan satu kalimat yang mengonfirmasi tanggal kunjungannya.[res]