(IslamToday ID)—Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistik ke Laut Jepang, memamerkan persenjataan strategisnya di tengah meningkatnya ketegangan nuklir dengan Washington.
“Kedua rudal diluncurkan Rabu (19/7/2023) pagi dari daerah Sunan, timur laut Pyongyang, dan menempuh jarak 550-600 kilometer (340-370 mil) sebelum jatuh ke Laut Jepang,” ungkap militer Jepang dan Korea Selatan, seperti dilansir dari RT, Selasa (18/7/2023).
Tes terbaru terjadi hanya satu hari setelah USS Kentucky berlabuh di Busan, dan menandai kunjungan pelabuhan pertama di semenanjung oleh kapal selam rudal balistik nuklir AS sejak 1980-an.
Untuk diketahui, kapal selam kelas Ohio dapat membawa hingga 20 rudal antarbenua Trident II D5.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sup mengatakan pada hari Selasa (18/7/2023) bahwa penempatan kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir (SSBN) AS di Semenanjung Korea adalah contoh tindakan yang menunjukkan bahwa AS memperluas pencegahan terhadap Republik Korea akan dilaksanakan dengan tegas.
Sementara itu, Pyongyang dan Washington tahun ini telah meningkatkan dugaan provokasi satu sama lain, termasuk serentetan uji coba rudal oleh Korea Utara dan latihan militer skala besar oleh pasukan AS dan Korea Selatan.
Para pejabat Korea Utara mengklaim bahwa mereka harus terus menampilkan kekuatan militer negara mereka, termasuk program senjata nuklirnya, untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di tengah meningkatnya ancaman dari “orang Amerika yang mirip gangster”.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan pada hari Ahad (16/7/2023) bahwa Washington bersedia mengadakan pembicaraan damai dengan Korea Utara.
Kepala kebijakan luar negeri Korea Utara Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong-un, menolak tawaran itu sehari kemudian.
Lebi lanjut, dia mengatakan tidak masuk akal untuk secara permanen meninggalkan program senjata nuklir Pyongyang dengan imbalan konsesi yang dapat segera dibatalkan oleh AS.
Pekan lalu Korea Utara meluncurkan versi terbaru rudal balistik antarbenua, Hwasong-18 berbahan bakar padat, sebagai unjuk kekuatan setelah Pyongyang menuduh AS menerbangkan pesawat mata-mata di atas zona ekonomi eksklusifnya.(res)