(IslamToday ID)—Georgetown University di Qatar berencana mengadakan konferensi internasional pada hari Sabtu (30/9/2023) untuk mengeksplorasi akar penyebab meningkatnya sentimen anti-Islam, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Dengan tema “Sejarah Global dan Praktik Islamophobia”, acara selama dua hari ini akan mengumpulkan sejumlah sarjana, aktivis, pembuat kebijakan, dan jurnalis.
“Konferensi GU-Q ini menjanjikan menjadi acara yang intelektual dan transformatif, meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang isu yang kompleks ini dan berkontribusi secara positif terhadap resolusi yang bermakna,” ungkap Karine Walther, Associate Professor of History di GU-Q dan salah satu penyelenggara konferensi.
Selama acara ini, peserta akan terlibat dalam percakapan yang mendalam, mengajukan pertanyaan kritis, dan menjelajahi akar intelektual dari berbagai dimensi prasangka terhadap Muslim dan Islam.
Konferensi internasional ini akan menampilkan suara-suara terkemuka yang menentang Islamophobia, termasuk Ebrahim Rasool, pendiri World for All Foundation, dan teoretikus, Anne Norton, bersama dengan beberapa sarjana lainnya.
“Kehadiran Duta Besar Ebrahim Rasool dan begitu banyak sarjana dan praktisi berpengaruh menekankan peran penting dialog dalam mengatasi tantangan global secara kolektif,” ungkap Walther, seperti dilansir dari MEMO, Rabu (27/9/2023).
Konferensi yang direncanakan ini disambut baik oleh Kementerian Luar Negeri Qatar.
“Sebagai bagian dari agenda kebijakan luar negerinya, Kementerian Luar Negeri sedang melakukan serangkaian inisiatif tentang anti-rasisme, termasuk Islamophobia,” ungkap Khalid Fahad Al Khater, Direktur Perencanaan Kebijakan di Kementerian Luar Negeri.
“Tindakan seperti itu telah memicu badai kecaman dari pemerintah dan masyarakat di dunia Arab dan Islam, dengan beberapa negara memanggil duta besar Swedia dan Denmark untuk mencegah ulangnya tindakan seperti itu.”
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, termasuk di antara pemimpin dunia yang menyoroti bahaya Islamophobia di seluruh dunia dalam pidatonya di Sidang Umum PBB sesi ke-78.
“Rasisme, xenophobia, dan Islamophobia, yang menyebar seperti virus, terutama di negara-negara maju, telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi,” ungkap Erdogan.(res)