(IslamToday ID) – Para pejabat Amerika Serikat (AS) marah karena Israel melancarkan serangan agresif terhadap konsulat Iran di Suriah pada 1 April tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan Washington, lapor media AS, mengutip para pejabat AS dan Israel.
Para pejabat AS secara terbuka menyuarakan dukungannya terhadap Israel, namun secara pribadi, mereka marah karena Tel Aviv akan mengambil tindakan seperti itu terhadap Iran tanpa berkonsultasi dengan Amerika Serikat.
Mengutip Sputinik, Kamis (18/4/2024), menurut laporan itu, Israel telah salah perhitungan, percaya bahwa Teheran tidak akan memberikan tanggapan yang kuat terhadap serangan 1 April.
Dari sumber yang sama, perencanaan serangan Israel di Suriah dimulai dua bulan sebelumnya dan sasarannya adalah Mohammad Reza Zahedi, komandan Pasukan Quds elit Iran untuk Suriah dan Lebanon, cabang Korps Pengawal Revolusi Islam, kata laporan itu.
Pada tanggal 22 Maret, kabinet perang Israel menyetujui operasi tersebut, menurut catatan pertahanan internal Israel.
Pada akhirnya tanggal 1 April, Israel melancarkan serangan udara terhadap gedung konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus yang menghancurkan gedung tersebut. Dalam insiden tersebut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan tujuh anggotanya tewas termasuk dua komandannya.
Pada tanggal 2 April, Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan bahwa serangan itu juga telah menewaskan empat warga Suriah dan melukai 13 lainnya.
Sebagai balasan, Sabtu (13/4/2024) IRGC Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan bahwa Israel telah mencegat 99% target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone dalam serangan tersebut. [ran]