(IslamToday ID) – Uni Eropa tegas mendesak Israel untuk mengurungkan niatnya untuk melakukan operasi militer di Rafah.
Pernyataan tersebut dilatarbelakangi oleh niat tentara Israel yang mengumumkan rencananya untuk menyerang Rafah, di mana lebih dari 1,5 juga orang mengungsi dari perang Israel yang masih berlangsung di daerah kantong Palestina tersebut.
Rencana tersebut juga mendapat penentangan dari beberapa negara, termasuk AS.
“Kami dengan tegas mendesak Israel untuk tidak melakukan operasi darat di Rafah,” kata Sven Koopmans, perwakilan tinggi Uni Eropa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, dalam pertemuan Dewan Keamanan yang membahas situasi di Timur Tengah, termasuk isu Palestina seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (19/4/2024).
Dia mengatakan bahwa Gaza secara keseluruhan perlu dikembalikan ke pemerintahan Otoritas Palestina dan menjadi bagian dari negara Palestina yang bebas di masa depan.
“Uni Eropa melihat adanya kebutuhan mendesak untuk mewujudkan negara Palestina yang berdaulat, aman dan damai, bersama dengan negara Israel yang berdaulat, aman dan damai,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober.
Hampir 34 ribu warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak saat itu telah tewas di Gaza, dan lebih dari 76.800 lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah guna memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza. [ran]