JAKARTA, (IslamToday ID) – Anggota DPD RI, Fahira Idris menyatakanreuni akbar 212 tidak hanya menjadi kegiatan rutin tahunan, tetapi mampumelahirkan lebih banyak inisiatif dan kolaborasi umat untuk kebaikan bangsa. Selainitu, ia juga berharap acara tersebut bisa menjadi pengokoh hati bahwa umatIslam adalah barisan yang senantiasa menyebar manfaat bagi bangsa dan negara.
Menurut Fahira, reuni 212 adalah ajang untuk mengisi energi umat agarterus berjuang menyebar kebaikan dan manfaat bagi Indonesia. Reuni 212 jugamerupakan pengejawantahan wajah umat Islam yang damai, tertib, dan simpatikdalam menyampaikan aspirasi dan penuh toleransi terhadap perbedaan.
“Saat dan setelah 2Desember 2016, banyak sekali nilai-nilai kebaikan yang tertanam dandiimplementasikan oleh umat, terutama para Mujahid 212. Terbangun kesadaranbahwa umat harus berada di barisan terdepan untuk menjadikan NKRI penuh dengankemaslahatan,” ujar Fahira di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat(29/11/2019).
“Bagi saya Reuni 212adalah pertemuan hati. Itulah kenapa dari 212 lahir banyak sinergi dankolaborasi umat yang melahirkan berbagai inisiatif pemberdayaan masyarakat.Semangat inilah yang ingin terus kita jaga lewat Reuni 212,” tambah Fahira.
Ia mengungkapkan, sejak aksi 212 pertama kali digelar dankemudian tiap tahun reuni 212 dilaksanakan, selalu berlangsung damai, tertib,dan simpatik. Tidak ada sedikit pun fasilitas publik yang rusak dan sampah yangberserakan, karena mereka yang hadir bergerak dengan hati dan keikhlasan untukmenjaga marwah agamanya.
“Kita saling menjagadan saling mengingatkan bahwa spirit reuni ini sumbunya adalah kebaikan bagiumat, bangsa, dan NKRI. Kita lanjutkan tradisi silaturahmi akbar yang damai,tertib, dan simpatik. Tantangan bangsa saat ini dan ke depan semakin besar.Untuk itu reuni ini juga harus menjadi ajang evaluasi dan refleksi sejauh manakita sudah ambil bagian sebagai solusi persoalan bangsa,” jelas Fahira yangjuga Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.
Ia berharap pasca reuni212, terbangun kolaborasi antarumat baik secara individu, komunitas, maupunorganisasi untuk melahirkan program-program yang tidak hanya berorientasikepada pemberdayaan ekonomi dan kegiatan sosial, tetapi juga program-programuntuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuanadalah kunci kemajuan bangsa. Semua ini bisa terwujud jika kita berkolaborasimenciptakan ekosistem yang menjadikan umat terus menjadi pribadi pembelajar.Saya berharap pasca reuni 212, lahir inisiatif dan program-program untukmencerdaskan kehidupan bangsa. Ini juga sebagai ibadah kita. Karena dalamIslam, belajar adalah ibadah,” pungkas Fahira.
Sementara, pendapat berbeda disampaikan oleh Wakil Ketua BidangHukum MUI, Ikhsan Abdullah. Ia mengatakan, sebaiknya reuni 212 tidak perludilakukan jika alasannya hanya untuk memobilisasi massa.
Ia melihat aksi reuni 212 membutuhkan energisosial yang sangat besar, termasuk dari sisi perhitungan ekonomi umat. “Hanyakarena ini ingin memobilisasi massa. Saya berpendapat tidak perlu dilakukan,stop tahun ini,” katanya.
Ikhsan menjelaskan, potensi mengangkatperekonomian umat sangatlah besar jika dana dari umat 212 dihimpun dandiarahkan untuk gerakan ekonomi, maka efeknya akan sangat luar biasa.
“Ya dana dari umat potensinya besar sekali bila dapatdihimpun untuk mengangkat perekonomian dan kesejahteraan umat. Maka multifier effect-nya akan lebih besardan kuat, daripada sekadar ghiroh (semangat)umat melalui reuni 212,” ulas Ikhsan.
Direktur Indonesian Halal Watch itu jugamengajak umat mengambil hikmah dari sikap muslim Malaysia. Mereka (muslimMalaysia) yang penduduk beragama Islamnya hanya 50 persen, tetapi umatnyabersatu hanya mengkonsumsi dan menggunakan produk halal. (wip)
Sumber: Rmol.id