JAKARTA, (IslamToday ID) – TNI AU mengirimkan empat pesawat tempur jenis F-16 dari
Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin ke wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau untuk
melakukan patroli.
“Empat pesawat F-16 berangkat sekarang,” kata Komandan Lanud
Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka di Pekanbaru, Riau, Selasa
(7/1/2020).
Seluruh pesawat jet tempur buatan Amerika Serikat itu berpatroli
dengan nama sandi Operasi Lintang Elang 20. Pesawat yang juga merupakan salah
satu andalan armada udara Indonesia itu selama ini memang kerap dipakai untuk
menjaga kedaulatan Indonesia. “Ini sebenarnya operasi rutin di wilayah
barat yang kita geser ke Natuna,” ujar Ronny.
Ia menjelaskan pengerahan empat jet tempur F-16, enam penerbang, serta puluhan
personel TNI AU ke Natuna
dilakukan atas perintah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Ke depannya, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Riau juga siap mengerahkan
seluruh kekuatan yang ada jika diperintah oleh Panglima TNI. Dua skadron tempur
di pangkalan udara terlengkap di Sumatera itu pun telah berstatus siaga.
Akan tetapi, Ronny mengatakan, pengiriman jet tempur F-16 itu murni untuk
menjaga wilayah kedaulatan Indonesia. Tak ada niat untuk memprovokasi pihak
lain di sekitar Natuna, termasuk China.
Ronny mengatakan TNI tidak berupaya memprovokasi China meski sejak beberapa
hari terakhir ketegangan meningkat di perairan Natuna. “Kita tidak buat
provokasi pihak manapun, kita jaga wilayah kita,” ujarnya.
Ronny menyebut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga berencana ikut
berpatroli ke wilayah Natuna. Tentu dalam rangka memantau perkembangan situasi
yang tegang sejak beberapa hari terakhir.
Situasi di perairan Natuna, Kepulauan
Riau memanas akibat kapal-kapal China berlayar di wilayah tersebut. Kementerian
Luar Negeri Indonesia sudah melayangkan nota protes, namun China mengklaim
kawasan itu masih termasuk kawasan nelayan tradisionalnya sejak dulu.
Menko Polhukam Mahfud MD sempat menyebut bahwa pemerintah
Indonesia tidak ingin berperang dengan China. Sebaliknya, Menko Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut China yang enggan berkonflik di
Natuna.
“Mereka sudah mengurangi jumlah nelayan mereka juga yang
datang ke sana. Kita harus apresiasi juga. Jadi tidak ada keinginan mereka
untuk berkelahi soal itu. Kalau ada pelanggaran itu pasti ada saja,” ujarnya, Senin
(6/1/2020).
Sementara itu, Plt Gubernur Kepri, Isdianto
mengatakan pemerintah pusat
sebaiknya menetapkan Kabupaten Natuna sebagai kawasan khusus untuk mempercepat pembangunan di
daerah tersebut.
“Memang harus ada
terobosan yang baik dan tepat untuk Natuna agar lebih maju dan masyarakatnya
sejahtera. Kawasan khusus Natuna perlu direalisasikan,” ujarnya.
Isdianto mengatakan, ide untuk menjadikan Natuna sebagai
kawasan khusus itu muncul setelah nelayan China yang dikawal kapal penjaga pantai mencuri
ikan di daerah tersebut. Ide itu lebih baik dibanding mendorong Natuna
dimekarkan menjadi provinsi. “Saya akan sampaikan kepada pemerintah pusat,” terangnya.
Menurut Isdianto, Natuna layak ditetapkan sebagai
kawasan khusus karena memiliki karakteristik yang secara umum berbeda dengan
daerah lain di Indonesia. Natuna merupakan kabupaten yang memiliki banyak
pulau, dan sejumlah pulau merupakan titik koordinat batas wilayah Indonesia
dengan berbagai negara.
(wip)
Sumber: Detik.com, Republika.co.id