IslamToday ID – Pendiri SETARA Institute, Rocky Gerung, menyampaikan prediksi mengejutkan terkait dampak pandemic corona virus (covid-19) di Indonesia. Menurutnya dampak covid-19 di Indonesia, tidak berakhir dalam waktu satu hingga tiga tahun mendatang sebagaimana disampaikan sejumlah peneliti.
Menurutnya dampak covid-19 di Indonesia akan berlangsung lebih lama. Bahkan menurutnya dampak covid-19 akan terasa hingga puluhan tahun.
“Jadi corona itu tidak berhenti di Desember 2020, tetapi berhenti di 2070,” ujarnya dalam diskusi daring, Selasa (28/4/2/2020)
Mantan staff pengajar di Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu menjelaskan, dampak yang dimaksud bukan semata-mata pada dampak kesehatan akibat Covid-19. Melainkan dampak dari kebijkan sembrono pemerintah.
Dalam penanganan covid-19 di Indonesia pemerintah melalui Menkeu Sri Mulyani menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) bertenor 50 tahun. Oleh karena itu, akibat kebijakan ini dampak corona akan turut diasakan oleh anak-cucu. Menanggung hutang yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
“Kan kita kemarin surat utang tenor 50 tahun. Dengan kata lain, 10 kali pemilu lagi, urusan utang ini masih akan kita ingat sebagai utang karena corona,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia menerbitkan Global Bond sebesar US$ 4,3 miliar dalam 3 bentuk surat berharga global yaitu Surat Berharga Negara (SBN) seri RI1030, RI 1050, dan RI0470.
Perempuan yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, Seri RI1030 dengan nilai US$ 1,65 miliar, memiliki tenor 10,5 tahun yang jatuh temponya pada 15 Oktober 2030 dengan yield global sebesar 3,9%. Seri kedua yaitu RI1050 nilainya juga US$ 1,65 miliar dengan tenor 30,5 tahun atau jatuh temponya 15 Oktober 2050 dengan yield 4,25%.
Kemudian seri ketiga, RI0470 sebesar US$ 1 miliar dengan tingkat yield 4,5%. Seri ini bertenor 50 tahun, jatuhnya tempo 15 April tahun 2070. Seri ini merupakan surat utang dengan tempo pelunasan terpanjang dalam sejarah Indonesia.
“Ini adalah penerbitan terbesar dalam US bond dalam sejarah RI. Dan Indonesia juga jadi negara pertama yang menerbitkan sovereign bond sejak pandemic covid-19 terjadi,” ujarnya Selasa (7/4/2020)
Perempuan yang juga pernah menjabat sebagai Executive IMF mewakili 12 negara di Asia Tenggara ini beralasan, penerbitan global bond merupakan strategi pembiayaan APBN 2020 untuk menopang pembiayaan situasi COVID-19.
Kebijkan ini menuai banyak kritik. Anggota DPR RI, Fali Zon mengatakan, munculnya RI sebagai negara pertama dengan menerbitkan surat utang di tengah pandemi-covid 19, bukan sebuah prestasi. Sebaliknya kebijkan tersebut memperjelas bahwa ekonomi Indonesia sangat rapuh dan tidak siap menghadapi krisis akibat pandemi.
“Begitu rapuhnya ekonomi kita, sehingga meskipun krisis baru saja dimulai, kita sudah membutuhkan suntikan utang dalam jumlah besar. Sekali lagi, tak sepatutnya hal semacam itu diceritakan sbg sebuah kebanggaan, apalagi prestasi,” ujarnya pria yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Tidar Kerinci Agung sejak 2009 itu.
Penulis: Arief Setiyanto