IslamToday ID —Polemik kedatangan 500 TKA asal China akhirnya ‘dimenangkan’ para investor. Gubernur Sulawesi Tenggara ( Sultra), Ali Mazi telah memberi ijin masuk bagi mereka.
Sebelumnya, 500 TKA asal China direncanakan tiba di Sulawesi Tenggara pada 22 April 2020 lalu . Mereka akan bekerja di PT Virtue Dragon Nikel Industri (PT VDNI), sebagai tenaga kerja ahli.
Pada 26 April 2020 rencana kedatangan itu menuai penolakan dari masyarakat. Salah satu penyebabnya, ratusan TKA asal China itu datang di tengah pandemic covid-19 yang sedang melanda Indonesia. Terlebih mereka berasal dari negara yang dicap dunia Amerika sebagai penyebar covid-19.
Penolakan masyarakat ternyata cvukup memberi tekanan kepada pemerintah daerah. Akhirnya Gubernur Sultra, Ali Mazi menggelar rapat koordinasi pimpinan daerah. Lalu diambil keputusan bahwa masyarakat pemerintah Provinsi Sultra keberatan dengan kedatangan ratusan TKA asal China itu
“Saya langsung mengundang Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan juga DPRD, Dandrem, Kapolda, Imigrasi Kesimpulannya kita keberatan untuk kebijakan memasukan kembali 500 TKA asal Cina,” kata Ali (26/4/2020).
Namun, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, melalui juru bicaranya Jodi Mohardi, bersikukuh memberi peluang TKA asal China masuk ke Indonesia. Alasanya, rencana kehadiran 500 TKA China sekitar akhir Juni atau awal Juli dalam rangka mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari China. Jika proyek itu segera elesai maka akan menyerap banyak tenaga kerja Indonesia.
“Setelah smelter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing. Pada saat operasi, mayoritas tenaga kerja berasal dari lokal,” Jodi Jumat (29/5/2020).
Bahkan PT VDNI mengatakan 3000 tenaga kerja lokal yang telah lolos seleksi akan kehilangan pekerjaan jika 500 TKA asal China batal datang. Mereka bisa dirumahkan tanpa gaji bahkan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebab para TKA ratusan TKA itu seharusnya segara datang sebagai tenaga ahli untuk mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.
“Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya,” kata External Affairs Manager PT VDNI, Indrayanto, Senin (11/5/2020).
Kini Mendukung
Kini Gubernur Sultra memberi karpet merah pada tenaga kerja asal China. Padahal masyarakat belum menerima kedatangan TKA asal China. Masyarakat masih melakukan pemlokiran jalan dilakukan di sejumlah titik. Ali memperbolehkan masuknya 500 TKA asal China itu karena sudah ada izin dari pemerintah pusat.
“Kita pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat,” kata Ali saat diwawancarai Kompas TV, Selasa (16/6/2020).
Ali juga mengungkapkan pihaknya harus mendukung pemerintah pusat. Karena perusahaan VDNI ini telah melakukan investasi senilai Rp 42triliun. Menurutnya dukungan terhadap investor perlu dilakukan agar Indonesia dapat segera bangkit dari pandemic covid-19.
Ia menambahkan, rencananya 500 TKA asal China itu akan datang secara bertahap ke Konawe. Pada tahap pertama, ada 146 tenaga kerja yang didampingi empat tenaga medis. Mereka dijadwalkan tiba pada 23 Juni 2020.
Karpet Merah
Pada tahun 2019 lalu, Kementerian ketenagakerjaan menerbitkan kebijakan baru soal TKA. Yakni, melalui keputusan menteri ketenagakerjaan nomor 228 tahun 2019 tentang jabatan tertentu yang bisa diduduki TKA.
kebijakan ini merelaksasi keberadaan TKA di Indonesia. Aturan ini juga memperluas batasan jenis pekerjaan untuk TKA.
“ketika pengusaha membutuhkan tenaga kerja yg tidak ada di sini, dia bisa memohon kepada menaker. Artinya semuanya terbuka,”ujar pengamat ketenagakerjaan, Timboel Siregar, seperti dilaporkan kompas.com, (26/9/2019)
Timbul menambahkan, tahun 2019 tercatat ada sekitar 94.000 TKA, Tapi dengan munculnya aturan tersebut disinyalir ada kecenderungan peningkatan tenaga kerja aing.
“Kecenderungannya meningkat berkali lipat. Apalagi investasi kecenderungannya meningkat. Ada uang, barang, dan tenaga kerja dari mereka,” imbuhnya
Salah satu potret derasnya arus TKA China tampak diperusahaan smelter nikel Morowali, sulawesi Tengah Jumlah tenaga kerja asal China tidak mengalami penurunan. Sebaliknya, jumlah TKA asal China terus bertambah.
Di tahun 2018, PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah tercatat mempekerjakan 3.121 TKA China. Jumlah tenaga kerja tersebut mengalami kenaikan di tahun menjadi 5.500 TKA China.
Penulis: Kukuh Subekti