IslamToday ID – Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi melarang masyarakat menjadi pengurus masjid pemerintah, kementerian dan BUMN. Larangan tersebut ia sampaikan lantaran khawatir masjid-masjid pemerintah disusupi paham radikal.
“rumah ibadah di lingkungan Instusi Pemerintah pengurusnya harus pegawai pemerintah, tidak boleh ada masyarakat disitu ikut jadi pengurus di sana,” ujar Menteri Agama Fachrul Razi dalam Webinar Strategi Mencegah Radikalisme Pada ASN, Rabu (2/8/2020)
Dengan demikian juga penceramah- penceramahnya diambil juga dari mereka-mereka yang kita yakini bicaranya tidak aneh-aneh,” imbuhnya
Menag Fachrul Razi juga bersiap mengkondisikan masjid-masjid di lingkungan masyarakat dengan membuat program Penceramah Bersertifikat yang akan di mulai bulan September 2020 ini. Menag mengungkapkan, pada tahap awal pihaknya akan cetak sekitar 8200 orang dari semua agama.
Lanjutnya, untuk menyaring calo-calon penceramah bersertifikat, pihaknya bekerjasama ketua majelis keagamaan. Ian juga menyampaikan jika telah ada kesepahaman antara ormas-ormas keagamaan dengan BNPT, BPIP dan juga Lemhannas.
Menag Fachrul Razi tidak menampik jika ada penolakan atas program Penceramah Bersertifikat. Mekipun demikian, ia memastikan program Penceramah Bersitifikat tetap berlanjut.
“ada sedikit gesekan2 ndak setuju Ndak masalah kita Lanjut terus.
Lanjutnya, program Penceramah bersertifikat akan menghasilkan penceramah-penceramah 2 paling tidak sudah kita bekali dengan banyak hal yang dibekali wawasan kebangsaan, Pancasila. Sasaran pertama program ini ialah rumah ibadah di lingkungan ASN.
“Mudah-mudahan dengan itu ada sedikit upaya Untuk mengeliminasi penyebarannya (paham radikal),” kata Menag Fahrul Razi.
Sebelumnya Menag Fahrul Razi mengatakan jika masjid masjid pemerintah, kementerian dan BUMN rawan disusupi paham radikal. Paham itu masuk melalui anak-anak muda yang good looking, menguasai Bahasa arab dengan baik dan hafal Qur’an (hafidz).
Ia mengatakan bahwa salah satu pintu masuk radikalisme ke masjid pemerintah, BUMN maupun masyarakat melalui para penghafal Qur’an atau hafidz.
“Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), Ikut-ikut jadi imam, lama-lama orang situ bersimpati, diangkat ikut jadi pengurus masjid kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya. Mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan (radikal),”ujarnya. (AS)