IslamToday ID – Pandemi covid-19 di Indonesia kian mengkawatirkan. Kebijakan new normal dan beragam pelonggaran demi mengelindingkan roda perekonomian telah membawa petaka. Ibukota Jakarta kembali dalam situasi darurat.
Berbeda dari biasanya, Presiden mengataka, bahwa pemerintah akan memfokuskan diri pada penanganan kesehatan daripada krisis ekonomi. Menurutnya Kunci agar ekonomi dapat membaik adalah mengutamakan kesehatan.
“Kunci ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan akan menjadikan ekonomi kita baik artinya fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan,” kata Jokowi Senin (7/9/2020).
Menyikapi pernyataan tersebut, Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo menilai Presiden Jokowi baru siuman. (Covid-19).Pasalnya selama ini pemerintah terkesan lebih mengutamakan pemulihan ekonomi dibandingkan kesehatan. Misalnya dengan melakukan pelonggaran berupa pembukaan mall dan lain sebagainya.
“Baru sekarang ini pemerintah bilang fokus pada kesehatan, dan itu alhamdulillah, jadi kalau bahasanya orang itu, Pak Presiden mulai siuman, mulai sadar,” kata Windhu, dikutip dari CNN Indonesia Selasa (8/9/2020)
Gerak Cepat Anies
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memutuskan untuk mengambil kebijakan besar. Anies memutuskan menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total pada Mulai 14 Setember 2020. Kebijakan ini diambil menyusul semakin tingginya jumlah kasus Covid-19 di Ibukota. Di sisi lain, kondisi rumah sakit dan tenaga medis mulai kewalahan. Oleh sebab itu, PSBB total diharap mampu menekan lonjakan kasus covid-19.
“Pada tanggal 8 September lalu, kapasitas tempat tidur, Alat Pelindung Diri (APD) hingga obat-obatan yang dimiliki DKI sudah dipakai 77 persen,” kata Anies (9/9/2020).
Anies mengungkapkan dari total rumah sakit di Jakarta yang mencapai 190 rumah sakit, sebanyak 67 rumah sakit menjadi RS rujukan Covid-19. Dan ada 4.053 tempat tidur di ruang isolasi dan ada 528 tempat tidur di ruang ICU. Dari njuumlah tersebut 77 persen telah terpakai. Selain PSBB total, pemprov DKI Jakarta berusaha menaikan kapasitas tempat tidur hingga 20 persen menjadi 4.807 tempat tidur dan menambah ruang ICU.
Lanjut Anies, jika laju penularan covid-19 tidak ditekan, pada 17 September mendatang rumah sakit tak dapat lagi menampung pasien covid-19. Bahkan ICU akan penuh pada 25 september mendatang.
Menurut Anies, meskipun jumlah kematian di Jakarta relatif rendah secara nasional dan internasional, namun jumlah kematian harian kita bertambah. Kenaikan jumlah kematian akibat Covid-19 di Jakarta terlihat sejak bulan Agustus. Padahal sebelumnya jumlah kematian di Jakarta sempat melandai.
“Di awal kita menyaksikan tinggi, lalu turun, lalu datar dan dua minggu terakhir angka kematian meningkat. Secara persentase memang rendah. Tapi secara nominal angka kematiannya meningkat terus tiap hari. Ini yang harus kita perhatikan,” ucap Anies.
PSBB Ketat, Kebijakan Berani
Keputusan Anies untuk kembali melaksanakan PSBB secara ketat disambut baik oleh Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman. Ia mengatakan kebijakan yang akan dilaksanakan pada 14 September mendatang ini seharusnya diikuti pula oleh daerah lainnya di Indonesia.
“Ini adalah langkah yang harus ditiru oleh daerah lain. Malah ini juga bisa dijadikan rujukan untuk daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tutur Dicky (10/9/2020).
Dicky menilai kebijakan Anies adalah sebuah kebijakan yang berani dan telah berbasis data. Tanpa keputusan tersebut dikhawatirkan beban rumah sakit di Jakarta menjadi sangat berat. Pemberlakuan PSBB Ketat ini juga bagian dari upaya pemulihan bagi fasilitas kesehatan yang ada di Jakarta. Karena mobilitas orang yang dibatasi akan membuat resiko penularan virus menjadi bisa terkendali.
“Artinya, bila ini dilakukan juga mencegah angka kematian jauh lebih tinggi,” terangnya.
Ia menambahkan pelaksanaan PSBB Ketat di Jakarta akan lebih efektif jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melibatkan daerah lain di sekitarnya. Dalam hal ini wilayah Jabodetabek. Ia berharap agar Pemprov DKI Jakarta bisa memastikan jika PSBB Ketat ini bisa berjalan efektif.
Penulis: Kukuh Subekti