(IslamToday ID) – Pemerintah salurkan bantuan subsidi upah (BSU) berbentuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada pegawai swasta, serta para Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) non PNS. Besaran bantuan yang diberikan berbeda, yakni Rp 2,4 juta untuk pegawai swasta (sampai akhir 2020) dan Rp 1,8 juta untuk guru honorer.
Menurut Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar, perbedaan besaran bantuan itu karena waktu peluncurannya berbeda. Untuk BLT karyawan terhitung sejak September-Desember yang per bulannya sebesar Rp 600.000, sedangkan BLT guru honorer dihitung sejak Oktober-Desember yang besarannya juga Rp 600.000.
“Berbeda karena BSU BPJS Ketenagakerjaan yang ada di Kemnaker empat bulan x Rp 600.000 = Rp 2,4 juta karena mereka sejak bulan September 2020. Sementara di Kemdikbud hanya tiga bulan x Rp 600.000 mulai Oktober-Desember 2020,” kata Kahar seperti dikutip dari Detik, Ahad (22/11/2020).
Menurutnya, tidak mungkin besaran bantuan guru honorer diberikan sama dengan BLT karyawan karena anggarannya berbeda. Total anggaran untuk BLT guru honorer sendiri sebanyak Rp 3,66 triliun.
“Kan anggaran disetujui akhir Oktober, jadi tidak mungkin sama dengan BPJS Ketenagakerjaan yang sejak September. Kami kan tersisa waktu 3 bulan, jadi yang bisa kami bayar tiga bulan x Rp 600.000 = Rp 1,8 juta,” ucapnya.
Untuk diketahui, BLT guru honorer ini pencairannya dilakukan satu kali sebesar Rp 1,8 juta. Sampai saat ini bantuan tersebut telah disalurkan kepada 975.000 penerima, dari target 2.034.732 orang.
“Sejak diluncurkan Mas Menteri (Nadiem Makarim) sudah ada penerimanya. Sampai Jumat kemarin yang sudah cair 975.000 (orang),” kata Kahar.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) belum mencairkan BLT untuk guru honorer di bawah kewenangannya.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Agama, M Zain mengatakan pihaknya akan segera mengeluarkan surat ketetapan terkait daftar guru honorer dan tenaga pengajar yang akan menerima bantuan subsidi gaji (BSG) sebesar Rp 1,8 juta.
“Kami usahakan November cair. Proses jalan terus karena kami tergesa dengan waktu. Dalam waktu dekat saya upayakan SK penetapan dan tentu yang kami tunjuk banknya harus buka rekening kolektif,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Rencananya, BLT tersebut akan diberikan kepada 637.408 guru dan tenaga kependidikan (GTK) pada jenjang madrasah dan guru agama Islam di sekolah umum yang berstatus honorer. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 1,15 triliun.
Setelah ditetapkan bantuan, proses selanjutnya adalah pencairan anggaran dari Kementerian Keuangan ke DIPA Kementerian Agama. “Masih ada proses administrasi penetapan SK, setelah itu proses pencairan karena uangnya sudah ada persediaan di Kemenkeu, tapi harus jadi DIPA Kementerian. Saya bersyukur dapat persetujuan dari Kemenkeu pekan lalu,” ujarnya. [wip]