(IslamToday ID) – Jika negara kekurangan uang, ya berutang. Itulah jawaban yang diberikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika menjawab pertanyaan dari siswa sekolah yang turut serta dalam program Kemenkeu Mengajar.
Sri Mulyani pun menjelaskan, dengan berutang bukan berarti negara menjadi miskin. Sebab negara kaya seperti Singapura, Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat juga melakukan utang.
“Kalau kalian lihat film Korea, kayanya negaranya lebih kaya dari kita, kira-kria kekuangan uang enggak ya untuk belanja? Ya kekurangan banget, ya utang juga,” ucap Sri Mulyani seperti dikutip dari Kompas, Selasa (1/12/2020).
Namun, Sri Mulyani menegaskan proses penarikan utang tersebut dilakukan dengan hati-hati. “Kalau ternyata tetap kurang, ya utang. Agar tidak menyusahkan, cari utang yang baik,” ujar Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun kembali menegaskan jika setiap Menteri Keuangan di seluruh dunia harus berusaha untuk bisa menjaga APBN mereka efisien, baik dari sisi belanja dan pendapatan.
lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan utang adalah hal yang lumrah bagi setiap negara di dunia, selama utang tersebut bisa dikelola dengan baik.
“Kalau kalian lihat Uni Emirat, kalau ke dubai kayanya negaranya luar biasa, kotannya semua gedung pencakar langit. Kemudian Eropa, Perancis, Inggris, Spanyol, Italia, kira-kira negara itu punya utang ngga? Pasti punya utang,” jelas Sri Mulyani.
“Menkeunya harus bisa kelola pendapatan negara, ditingkankan, belanja dikelola, dan utang juga dengan tingkat baik. Bagaimana jadi negara maju, tanpa menjadi krisis keuangan,” terangnya.
Dalam acara tersebut Sri Mulyani juga menjelaskan mengenai proses penyusunan APBN. Ia mengatakan pihaknya melibatkan seluruh elemen pemerintahan, mulai dari Presiden dan Wakil Presiden, sekaligus menteri-menteri di kabinet.
Selain itu, pemerintah juga melibatkan DPR dalam penyusunan APBN. Bila anggaran yang dibutuhkan dan diajukan setiap kementerian atau lembaga masih tetap melampaui kemampuan pembiayaan negara meski sudah dilakukan perhitungan ulang dan efisiensi, maka pemerintah akan menutupi kekurangan anggaran tersebut dengan utang.
Sebelumnya, dua dari ribuan siswa yang mengikuti program secara virtual tersebut memberi pertanyaan kepada Bendahara Negara itu terkait pengelolaan uang negara. Tepatnya, keduanya menanyakan mengenai strategi Sri Mulyani dalam mengelola APBN, terutama jika Indonesia mengalami kekurangan uang.
“Bagaimana cara mengatur keuangan negara dan kalau negara kekurangan uang, apa yang akan dilakukan negara bu?” tanya siswa SD Berkarakter Al Biruni, Kaisar.
Serupa dengan pertanyaan Kaisar, Hana, siswi SMP Muhammadiyah 2 Depok menanyakan apa penyebab pendapatan negara lebih sedikit dari belanja negara. [wip]