(IslamToday ID) – Jelang akhir tahun 2020, kualitas udara di DKI Jakarta sudah jauh membaik. Padahal, tahun lalu ibukota Indonesia itu sempat jadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia menurut data IQAIR.
Berdasarkan pantauan di situs IQAIR, Air Quality Indeks Jakarta siang ini, Kamis (17/12/2020), berada di angka 25, masuk kategori bagus. Faktanya, sepanjang Desember 2020 kualitas udara Jakarta menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding November.
Sepanjang Desember, Air Quality Indeks Jakarta terburuk ada di angka 70, yakni pada 7 Desember. Sementara yang terbaik ada di angka 41 pada tanggal 14 dan 15 Desember.
Kondisi udara Jakarta di Desember berbeda jauh dengan bulan November. Masih dari situs IQAIR, Air Quality Indeks Jakarta sempat menyentuh angka 153 pada 23 November. Dengan angka itu, kualitas udara dianggap tidak sehat.
Lebih jauh ke belakang, saat awal pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama pada April, Jakarta masih berada di lima besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Di tahun 2019 Jakarta malah berulang kali jadi kota dengan tingkat polusi terburuk berdasarkan data IQAIR.
Dari data yang dikumpulkan IQAIR pada 2019, ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama tingginya angka polusi udara di Jakarta. Penyumbang terbesar adalah asap kendaraan, emisi pabrik, dan pembakaran terbuka.
“Dengan populasi yang sangat besar, jalanan dipenuhi sepeda motor, mobil, dan truk. Kebanyakan masih belum mematuhi standar dan syarat kendaraan yang ramah lingkungan. Banyak yang masih menggunakan bahan bakar diesel, yang membuat tingginya polutan seperti nitrogen dioksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2),” demikian dikutip dari IQAIR.
Air Quality Index (AQI) merupakan indeks yang digunakan Air Visual untuk menggambarkan tingkat polusi udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Dari daftar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi saat ini, posisi satu ditempati Dhaka, Bangladesh dengan indeks 263. Posisi kedua ada Bishkek, Kyrgyzstan dengan indeks polusi 249.
Berikut data kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia versi IQAIR (data diambil pukul 13.30 WIB, Kamis (17/12/2020):
- Dhaka, Bangladesh 263
- Bishkek, Kyrgyzstan 249
- Lahore, Pakistan 185
- Ulaanbaatar, Mongolia 184
- Kathmandu, Nepal 182
- Krakow, Polandia 181
- Kolkata, India 181
- Delhi, India 180
- Sarajevo, Bosnia Herzegovina 177
- Karachi, Pakistan 160
. …
. …
. …
- Jakarta, Indonesia 25
Pada September lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut pandemi virus Corona (COVID-19) membuat kualitas udara di ibukota membaik. Ada peningkatan kualitas udara mencapai 50 persen dibandingkan tahun 2019.
“Karena pandemi Covid pada 2020 telah terjadi peningkatan kualitas udara di DKI. Ditandai dengan penurunan konsentrasi rata-rata PM 2,5 bulanan di bandingkan 2019, yaitu mencapai penurunan (polusi) 14 sampai 50 persen,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Andono Warih, dalam webinar Peresmian Program Kemitraan Jakarta Clean Air, Rabu (22/9/2020).
Terkait status Jakarta yang sempat jadi salah satu kota dengan kualitas udara terburuk, tahun lalu Anies Baswedan merilis Instruksi Gubernur No 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Instruksi Gubernur tersebut di antaranya berisi perluasan kawasan ganjil genap, mewajibkan uji emisi, dan memperluas trotoar bagi pejalan kaki. [wip]