(IslamToday ID) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya menarik buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dari peredaran buntut polemik setelah tak memuat nama tokoh pendiri NU Hasyim Asy’ari.
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menyatakan pihaknya telah menurunkan kamus tersebut dari situs Rumah Belajar Kemendikbud sejak diunggah dua tahun pasca terbit pada 2019.
“Untuk memastikan ini tidak kemudian jadi berlarut, ya kami sudah menurunkan, jadi sudah tidak ada lagi di website rumah belajar,” kata Hilmar seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (21/4/2021).
Selain Kamus Sejarah Indonesia Jilid I, Hilmar mengatakan pihaknya juga bakal mengkaji ulang kamus sejarah modern lain. Ia mengaku tak ingin kesalahan serupa kembali terjadi.
Meski begitu, Hilmar menjelaskan, hilangnya nama Hasyim Asya’ri dalam kamus tersebut murni karena ketidaksengajaan. Ia membantah tudingan sengaja menghapus tokoh penting kaum Nahdliyin itu dari pendidikan sejarah.
“Jadi ini bukan seperti sengaja menghilangkan. Kemudian sengaja memasang untuk orang terpengaruh. Sama sekali tidak. Itu saya kira narasi keliru,” ucapnya.
Hilmar menjelaskan, Kamus Sejarah Indonesia Jilid I adalah proyek gagal yang disusun pada 2017. Menurutnya, penyusunan kamus itu naik ke proses tata letak atau desain meski diketahui belum rampung karena mengejar tenggat masa tahun anggaran yang habis.
Terbit pada 2017, kamus itu dicetak terbatas sebanyak 20 eksemplar. Dua tahun kemudian pada 2019, Direktorat Jenderal Sejarah kala itu sempat meminta kamus tersebut agar diunggah ke situs Rumah Belajar untuk memenuhi bahan bacaan sejarah di situs tersebut.
“Naskah yang sebenarnya belum siap, ikut masuk dalam proses penyertaan pemuatan buku tersebut di website,” katanya.
Hilmar mengakui ada kesalahan teknis dalam penyusunan kamus dan meminta maaf atas kekeliruan tersebut. Menurutnya, kesalahan itu mestinya tak terjadi, apalagi sampai mengedarkan dan mengunggahnya ke situs Rumah Belajar Kemendikbud.
“Dan saya juga minta tadi untuk menurunkan semua buku terkait sejarah modern sampai ada review,” katanya.
Sementara, belum reda kehebohan hilangnya tokoh NU Hasyim Asya’ri, kini Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung, Muhammad Faizin mempersoalkan nama Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur hilang dari buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid II.
Menurutnya, hanya foto wajah Gus Dur yang terlihat di sampul Kamus Sejarah Indonesia Jilid II.
“Sosok Presiden Indonesia keempat RI ini hanya terlihat fotonya pada sampul buku di jilid II seperti halnya KH Hasyim Asy’ari yang hanya muncul di sampul halaman jilid I. Nama Gus Dur tidak dimasukkan ke jajaran tokoh yang ada,” kata Faizin seperti dikutip dari NU Online.
Di sisi lain, ia mempertanyakan kelayakan beberapa tokoh masuk dalam Kamus Sejarah Indonesia, seperti mantan Ketua MPR Amien Rais dan mantan narapidana kasus terorisme Ustaz Abu Bakar Ba’asyir.
Berangkat dari itu, Faizin menyatakan bahwa hilangnya nama tokoh NU Hasyim Asy’ari dan Gus Dur menunjukkan bahwa dua jilid Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud tidak bisa menjadi rujukan untuk peserta didik di Indonesia.
“Namun dengan hilangnya nama dua tokoh Nahdlatul Ulama yakni KH Hasyim Asy’ari di jilid I dan KH Abdurrahman Wahid di jilid II menunjukkan buku ini tidak bisa menjadi rujukan pembelajaran di sekolah dan madrasah,” ujar Faizin. [wip]