(IslamToday ID) – Nilai impor Indonesia tercatat mencapai 16,29 miliar dolar AS di April 2021. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) angka tersebut mengalami penurunan 2,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 16,79 miliar dolar AS.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, impor Indonesia mengalami peningkatan 29,93 persen. Peningkatan ini ditopang oleh peningkatan impor migas sebesar 136,86 persen dan impor non migas 22,10 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, impor Indonesia masih didominasi oleh produk-produk yang berasal dari China salah satunya yang paling banyak diimpor adalah telepon selular atau hanphone (HP).
“Dengan China impor kita dari sana pada April 2021 ini masih meningkat 597,6 juta dolar, barang utama paling besar telepon untuk seluler,” kata kata Suhariyanto dalam video conference seperti dikutip dari Detikcom, Kamis (20/5/2021).
Selain itu, Indonesia juga tercatat banyak impor kedelai dari Amerika Serikat (AS). Hal tersebut tercatat dalam neraca impor Indonesia dengan AS ada penambahan 85,5 juta dolar AS yang salah satu komoditasnya adalah kedelai.
“Kemudian dari AS meningkat 85,5 juta dolar, komoditas adalah soybean, lalu di Hong Kong meningkat komoditasnya emas,” katanya.
Jika dilihat dari penggunaan barang, Suhariyanto menyebut hanya barang konsumsi yang tumbuh secara bulanan, sementara bahan baku atau penolong, barang modal mengalami penurunan.
“Sekarang kita lihat komposisi impor berdasarkan penggunaan barang. Impor barang konsumsi secara mtm naik 12,89 persen, share barang konsumsi ini hanya 10 persen, sementara impor kita didominasi bahan baku,” ujarnya.
Untuk barang konsumsi, tercatat Indonesia banyak mengimpor raw sugar dari India, bawang putih dan anggur segar dari China, serta daging beku dari Australia. Semua barang konsumsi ini meningkat karena dibutuhkan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Adapun, dikatakan Suhariyanto, beberapa golongan barang HS 2 digit yang mengalami peningkatan selama April 2021, adalah mesin dan perlengkapan elektrik yaitu impornya bertambah 167,4 juta dolar AS. Biji dan buah mengandung minyak naik 66,0 juta dolar AS. Sayuran bertambah 54,8 juta dolar AS. Plastik dan barang dari plastik bertambah 54,1 juta dolar AS, dan buah-buahan bertambah 37,4 juta dolar AS.
“Sebaliknya impor yang turun terdalam, kapal perahu, dan struktur terapung yaitu turun 256,2 juta dolar AS. Lalu ampas/sisa industri makanan, mesin dan peralatan mekanis, berbagai produk kimia, dan produk farmasi. Itu golongan yang menurun dari Maret ke April 2021,” ungkapnya.
Ekspor Indonesia Naik
Sementara, nilai ekspor Indonesia pada April 2021 sebesar 18,48 miliar dolar AS. Angka ini naik 0,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 51,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Dengan adanya kenaikan berbagai komoditas dan kenaikan permintaan, maka nilai ekspor Indonesia April 2021 18,48 miliar dolar AS. Dengan capaian ini mtm naik 0,69 persen dan yoy naik 51,95 persen,” ujar Suhariyanto.
Kenaikan ekspor didorong komoditas migas. Jika dilihat lebih dalam, ekspor minyak mentah naik.
“Untuk mtm ekspor April 2021 naik 0,69 persen dan di sana bisa dilihat kenaikan ekspor ini didukung oleh ekspor migas 5,34 persen, dan kalau kita telisik di sana ekspor minyak mentah naik dari sisi volume dan nilai. Sementara ekspor hasil minyak turun, dan ekspor hasil gas kita naik 24 persen, karena volumenya naik,” tuturnya.
Kemudian untuk ekspor non migas secara bulanan meningkat tipis 0,44 persen. Komoditas yang menjadi andalan di antaranya besi baja dan logam mulia. “Jadi kenaikan ini terjadi akibat kenaikan ekspor migas, maupun non migas,” tambahnya.
Suhariyanto menjelaskan ekspor pertanian pada bulan lalu sudah meningkat, namun di April secara bulanan turun 14,55 persen. Komoditas pertanian yang nilai ekspornya turun adalah sarang burung, hasil hutan bukan kayu, hingga tanaman obat.
“Pertanian pada Maret lalu sudah melonjak tinggi, makanya di April secara mtm turun 14,55 persen. Ekspor hasil pertanian yang turun di antaranya ekspor sarang burung, hasil hutan bukan kayu lainnya, tanaman obat,” ujarnya.
“Kalau dibandingkan April 2020, ekspor pertanian pada April 2021 alami kenaikan yang cukup besar 18,98 persen. Ini terjadi karena ada kenaikan komoditas di antaranya tanaman obat aromatik, lada hitam, dan cengkeh,” lanjut Suhariyanto. [wip]