IslamToday ID — Terkait kebocoran data yang berasal dari BPJS Kesehatan, Wakil Ketua Fraksi PKS, Sukamta mengatakan data yang bocor tersebut menjadi bisnis jual beli data yang sangat menguntungkan.
Kemudian Sukamta juga mengatakan, selain jual beli data yang bocor, ternyata di Indonesia, sudah ada bisnis data sejak sebelum data berubah menjadi digital.
Ia menduga bisnis data sudah sampai pada lembaga kementrian di Indonesia. Dalam pandangan Sukamta, masing-masing kementrian lembaga sudah memiliki data tersendiri yang akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan.
Sukamta mengaku heran mengapa data di kementrian tersebut tak menjadi data kesatuan saja. Sehingga data akan menjadi sama di tiap lembaga.
“Masing-masing Kementerian lembaga punya data, nanti digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Jadi kalau pas laporan pertanggung jawaban APBN pasti bicaranya Angka kemiskinan turun Tapi kalau buicara mencari anggaran bansos , pasti angka kemiskinan naik. “ kata Sukamta, dalam kanal Youtube milik Mardani Ali Sera, dalam tajuk ‘BIG DATA VS BIG MISTAKES’ Minggu, ( 28 Mei 2021)
Sukamta juga menyebutkan sistem data di Indonesia sudah sangat amburadul, pasalnya data-data juga kerap menjadi ladang korupsi.
Kemudian, ia menyinggung korupsi E-KTP yang menyerat nama Setya Novanto. Sukamto menyayangkan Ide e-KTP yang menjadikan single data entry disalahgunakan.
“Memang ini pilihan tapi secara sistem ya kita ini memang betul-betul kelihatan makin tampak bahwa kita ini amburadul, ide bahwa dulu ada single data entry dengan e -KTP itu ternyata ide bagus tapi dibajak dengan menjadi sekedar Project yang kemudian terbukti itu di Korupsi,” sebutnya.
Dampak keamanan
Tak hanya itu, Sukamta menjelaskan dampak kebocoran data dari sisi keamanan. Ia menyebutkan apabila data bocor sebayak 270juta jatuh ke tangan negara lain, maka Indonesia dalam alarm bahaya.
Pasalnya, Sukamta menuturkan kekayaan alam Indonesia menjadi faktor untuk negara luar membeli data penduduk Indonesia. Dan Sukamta menilai, pandangannya tersebut sangat kemungkinan bisa terjadi.
“Saya tidak mendramatisasi tapi itu punya peluang bahwa ini real ini bukan dramatisasi tetapi kemungkinan seperti itu sangat terbuka besar apalagi sekarang ini memang setiap negara itu punya kepentingan untuk menambang data negara lain,” ucapnya.
Lanjutnya, kebocoran data akan menjadi bumerang bagi Indonesia, bila Indonesia tengah berada dalam keadaan perang. Data-data tersebut akan menjadi senjata bagi negara lawan.
“Bayangkan kalau kita dalam situasi perang seperti Iran dengan Israel terus tiba-tiba negara lawan itu data seluruh penduduk Indonesia Ini kan luar biasa tuh dampaknya. Sangat banyak yang bisa dilakukan untuk melumpuhkan Indonesia kalau ini ( data ) dikuasai oleh negara ( lain )lho,”
Penulis Kanzun