ISLAMTODAY ID — Aktivis gerakan 1998, Iwan Suwanto menilai upaya pelemahan KPK didesain untuk mengantarkan para elit politik menuju pemilu 2024. Menurutnya, KPK saat ini juga telah menjadi alat penguasa menaklukan segala aturan dalam pemerintahan.
Hal ini disampaikan oleh Iwan dalam diskusi LBH Mega Bintang dan acara ‘nonton bareng film The EndGame KPK’ di Gedung Umat Islam Kartopuran Solo
“Jadi grand desain ini ( KPK) adalah membentuk, membuka orang-orang yang melaju ke 2024 dengan kendaraan politiknya. Semua paham kan, masyarakat menangkapnya kayak gitu. Cuma yang lebih nanti lebih menakutkan itu ketika KPK ini sudah jadi alat penguasa, ini yang berbahaya gitu,” jelas Iwan.
“Hampir semua masyarakat (tahu persoalan polemik KPK) kemana arahnya tentang kondisi KPK hari ini siapa yang bermain disitu untuk kepentingan politik apa , masyarakat gak bodoh-bodoh amat sekarang kan, tau arahnya siapa, targetnya untuk apa untuk meloloskan 2024 siapa yang akan diloloskan kesana,” sambungnya.
Tak hanya itu, Iwan juga menduga pelemahan KPK ini para buzzer atau pendengung juga ikut terlibat. Keterlibatan buzzer ini, menurut Iwan sangat membahayakan karena dapat me-legitimasi suatu keadaan.
“Ketika ada sebuah labelling yang disitu diperkuat oleh buzzer ini yang berbahaya karena orang yang mengucapkan pertama kali adalah seorang influencer, kalau menurut mereka influencer kalau bagi kita masyarakat kita lihat dia buzzer,” katanya.
Dalam pandangan Iwan, buzzer akan menyerang melalui media sosial dan dampaknya akan membuat framing sehingga masyarakat akan terpola dan melihat KPK dari sisi sebaliknya.
“Itu menjadi sebuah serangan di media sosial yang sangat masif dampaknya apa, dampaknya masyarakat terpola. Jadi ketika ada permasalahan ini masyarakat sejak awal itu melihatnya KPK ada Taliban sih, kadang mereka ( masyarakat) ga tau. Itu hasilnya, dan ini bahayanya dan dari dulu juga saya ketika kita ada diskusi saya ngomong buzzer ini yang berbahaya, krena dia melegitimasi apa yang menjadi semacam agenda.” tutur Iwan.
Iwan mengakui bahwa dirinya kesulitan untuk menyampaikan aspirasi terkait pelemahan KPK kepada pemerintah. Sebab, dengan adanya pandemi dan aturan protokol Kesehatan membuatnya semakin sulit bergerak.
“Jadi mungkin nanti kami dan teman-teman aktivis mungkin di Solo Raya kalau bisa demo, kita turun jalan kok. Karena hari ini kan (ada) standar (aturan) prokeslah dan yang lainnya dan penetrasi untuk kita ga bisa gerak,” tandasnya.
“Tapi secara moral kami tetap mendukung KPK, Saya kira itu bentuk keprihatinan dari kami. Kami yakin KPK itu adalah anak kandung reformasi jadi ketika hari ini KPK dilemahkan, maka mereka anti-reformasi”, pungkas Iwan.
Penulis: Kanzun