IslamToday ID — Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Lalola Easter menilai pemerintah telah gagal dalam penanganan pandemi covid19 di Indonesia. Ia juga menyebutkan pemerintah sangat lamban merespon peristiwa lonjakan kasus.
Hal ini terbukti dengan masih adanya kelangkaan tabung oksigen di beberapa daerah serta fasilitas rumah sakit yang kian menipis akibat membludaknya pasien covid.
“Akui saja bahwa pemerintah ini sudah sudah gagal,” sebutnya dalam webinar yang disiarkan ulang oleh Bravos Radio Indonesia, Selasa ( 06/07/2021).
Tak hanya itu, Lalola melihat pemerintahan skala makro seakan tak memiliki peran dan empati dalam membantu masyarakat Indonesia keluar dari kesulitan. Pasalnya dalam kondisi saat ini solidaritas antar masyarakat selalu terlihat dalam penanganan pandemi.
Misalnya saja kelangkaan APD saat pandemi awal tahun 2020, masyarakat berbondong-bondong memberikan bantuan APD kepada rumahsakit ataupun puskesmas.
“Memunculkan pertanyaan jangan-jangan pemerintah yang dalam skala makro itu sebenarnya enggak terlalu dibutuhkan , sudah enggak relevan karena mereka terbukti gagal menangani pandemi. Kita bisa lihat warga bersolidaritas dengan warga lainnya. Empati itu terbangun karena kita punya kesamaan nasib sama-sama nggak dipedulikan sama negara,” ujar Lalola.
Salah Langkah
Selain gagal dalam penanganan covid, Lalola memandang pemerintah juga salah langkah terkait pemilihan kebijakan penanganan pandemi sejak awal 2020. Pasalnya pemerintah menginginkan penanganan krisis ekonomi dan kesehatan dapat pulih berbarengan.
Dan hal ini, menurutnya tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Sebab, hasilnya akan terlihat tidak sempurna.
“kita ibaratkanlah pandemi ini seperti gang sempit yang hanya bisa dilewati oleh 1 buah mobil, presiden bilang iya pemulihan ekonomi dan kesehatan itu harus berjalan beriringan kalau kita asumsikan mobil itu adalah apa ya kebijakan atau regulasi negara dalam menangani pandemic, kemudian presiden bilang harus ada 2 mobil itu harus bisa muat dalam satu gang sempit itu ya kalau nggak 2 buah mobil yang bonyok ya,ada ada satu yang hancur,” jelasnya.
Ia juga berpendapat pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan krisis kesehatan dibandingkan dengan krisis ekonomi. Namun sayangnya, pemerintah hanya memikirkan perbaikan ekonomi.
Hal ini terlihat dari pemberian suntikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada BUMN. Dimana salah satu kebijakannya adalah memberikan modal kerja kepada BUMN dengan total mencapai Rp152,15 triliun.
Menurutnya pemberian bantuan kepada BUMN ini dinilai tak tepat sasaran, karena BUMN tidak menghasilkan profit kepada negara dan hanya merugikannya.
“Padahal bumn itu itu banyak ruginya,itu bumn lebih banyak merugikannya dibandingkan menghasilkan profit untuk negara ibaratnya apa ya kayak mau ngasih bantuan tapi yang dikasihkan bantuan itu sebenarnya nggak berhak dapat bantuan,”
Selain itu, ia juga menyoroti kebijakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang tengah mempromosikan Raja Ampat. Lalola mengatakan promosi tersebut dirasa tidak tepat dilakukan ditengah kondisi ganasnya virus pandemic.
“Wakil Presiden Ma’ruf Amin kemudian ayo rame-rame kita ke Raja Ampat, buat apa itu ? kalau sampai sana kemudian ya nggak ada keselamatan juga gitu gak ada jaminan,”tutupnya.
Penulis Kanzun Dinan