(IslamToday ID) – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban angkat bicara terkait dengan pengakuan sejumlah pejabat yang sudah divaksin virus corona dosis tiga atau booster.
Ia sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi, sementara masyarakat masih banyak yang belum mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Bagaimana bisa. Beberapa orang memiliki akses amat mudah untuk mendapatkan vaksin, bahkan vaksin dosis ketiga, sementara masyarakat berdiri dalam antrean panjang selama berjam-jam untuk dosis pertama. Itu pun kalau kebagian. Pesan: jangan terus-terusan memperdalam kesenjangan,” tulis Zubairi di akun Twitternya @ProfesorZubairi, Jumat (27/8/2021).
Menurutnya, memberi vaksin kepada yang belum merupakan langkah baik ketimbang memberi booster kepada yang sudah. Tapi, ada juga pendapat kalau asas keadilan itu artinya memberikan vaksin booster kepada yang paling membutuhkan. “Jadi, Anda dapat memutuskan memilih pendapat yang mana,” tulisnya lagi.
“Bagi saya. Saya ingin vaksin itu bisa untuk semua sesuai dengan prioritas dan urutannya. Tentu, di tiap-tiap negara punya terjemahan berbeda tentang ini, termasuk pemakaian vaksin booster, yang kini ramai jadi perbincangan,” tulisnya lagi.
“Saya sebutkan sebagian. Misalnya di Austria. Vaksin booster diperuntukan kepada penghuni panti jompo. Di Belgia, vaksin booster itu untuk mereka yang mengalami gangguan kekebalan. Seperti orang dengan HIV dan pasien kanker darah.”
“Kemudian di Inggris. Mereka memprioritaskan booster untuk pekerja kesehatan. Sama seperti dengan Indonesia. Lalu Jerman. Mereka prioritaskan orang tua dan yang mengalami imunosupresi. Dus, ada banyak lagi negara yang memberlakukan prioritas untuk vaksin booster. Bisa diriset.”
“Jadi, pertanyaan besarnya, apakah benar kekebalan Covid-19 itu bisa berkurang dan apakah suntikan booster diperlukan? Jawabannya ya berbagai penelitian tampaknya menunjukkan penurunan kekebalan dari waktu ke waktu.”
“Berdasarkan data, di Amerika Serikat, yang sudah melakukan vaksinasi terhadap 160 juta lebih penduduknya, masih tetap saja memiliki angka pasien rawat inap dan kematian yang cukup tinggi. Angkanya bisa dicek di berbagai sumber. Terima kasih,” tulisnya yang terakhir.
Kabar sejumlah pejabat telah divaksin dosis tiga menyeruak ketika acara peninjauan vaksinasi pelajar oleh Presiden Jokowi di Samarinda, Kalimantan Timur. Saat itu Jokowi tengah melakukan perbincangan bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit, Gubernur Kalimantan Timur Irsan Noor, dan Walikota Samarinda Andi Harun.
Pada pembicaraaan tersebut, sejumlah pejabat menyebut mendapat booster vaksin nusantara. Vaksin yang diinisiasi bekas Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu sebenarnya masih dalam tahap pengujian.
Walikota Samarinda Andi Harun mengatakan, baru akan mencoba penyuntikan vaksin nusantara tersebut. Sementara, Gubernur Kaltim Isran Noor, Menhan Prabowo Subianto, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku telah menerima vaksin booster.
“Nggak ngajak-ngajak kita ya,” kelakar Jokowi saat mendengar hal tersebut dalam percakapan yang sempat ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/8/2021).
Hanya saja booster yang diterima berbeda-beda. Panglima TNI dan Prabowo mendapatkan booster vaksin nusantara yang dikembangkan Terawan, sementara Isran Noor menggunakan Moderna. “Saya sudah booster, cuma Moderna,” ungkap Isran.
Sementara itu, Jokowi mengaku belum mendapatkan booster vaksin Covid-19. Ia masih menunggu dikarenakan booster diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Sebagai informasi, saat Indonesia masih menggenjot angka vaksinasi Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, hingga saat ini sebanyak 58,46 juta orang mendapat vaksinasi dosis pertama dari target 208,26 juta. [wip]