IslamToday ID — Istilah Childfree mulai menjadi perbincangan publik sejak seorang selebgram mendeklarasikan dirinya sebagai penganut prinsip childfree di akun media sosialnya. Childfree banyak menimbulkan pro dan kontra karena bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Childfree sendiri memiliki pengertian sebuah keputusan yang diambil seseorang untuk tidak memiliki anak setelah mereka menikah. Mereka tidak berusaha untuk hamil secara alami ataupun berencana mengadopsi anak. Biasanya digunakan di negara-negara maju.
Bila penyebab kemunculan childfree untuk mengurangi populasi penduduk demi menyelamatkan bumi, maka seorang peneliti dari International Institute for Environment and Development di London, David Satterthwaite mengatakan hal sebaliknya.
Ia menyatakan bahwa bukan jumlah penduduk yang merusak alam. Melainkan jumlah konsumen dan sifatnya.
“Bukan jumlah orang di planet ini yang jadi masalah tapi jumlah konsumen dan skala serta sifat konsumsi mereka”. Sebutnya, dilansir BBC 2016.
Hal ini dibuktikan dengan penelitiannya yang menyebutkan bahwa kota dengan penduduk berpenghasilan tinggi justru memberikan dampak besar terhadap masalah lingkungan, berbeda dengan penduduk di perkotaan berpenghasilan rendah, konsumsinya sangat rendah, bahkan hampir tidak memberikan efek apapun pada emisi gas rumah kaca.
Namun, Rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof. Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, mengatakan Childfree merupakan sebuah bentuk kegagalan manusia modern menggambarkan keluarga ideal. Menurutnya, ‘penganut’ Childfree tidak ingin dibuat repot oleh anak.
“Childfree ini adalah pikiran orang feminis. orang yang feminis yang nggak mau sibuk dengan anak karena equality maunya jangan saya aja yang sibuk lahirkan, itu saya yakin dibalik child free itu ya itu,” sebut Prof. Hamid, Rabu ( 25/08/2021)
Selain itu, dalam pandangan Prof. Hamid wanita yang memilih Childfree ini juga menghindari pernyataan ‘wanita hanya berkutat di Dapur, Sumur, Kasur’. Padahal menurutnya, wanita yang seperti itu merupakan sebuah ibadah. Dan pernikahan dalam islam merupakan alat untuk menuju surga.
“Terus terang aja Islam itu mengajarkan pernikahan adalah alat untuk menuju surga, Kalo gak punya anak siapa yang doakan di surga nanti, itu filosofi islam, ajaran islam begitu,” katanya.
Tak hanya itu, seorang wanita yang memiliki anak juga menjadi ladang pahalanya. Misalnya saja, ia menasehati anak-anaknya, kemudian mendidiknya itu merupakan pahala. Terlebih lagi sang anak berubah menjadi lebih baik lagi.
“Begitu dia sudah tua cucu-cucunya datang, dia dihormati kata-katanya didengarkan, semuanya menjadi amal dia, nasihat-nasihatnya didengarkan oleh anak-anak, sehingga anak soleh semuanya,” pungkasnya.
Penulis Kanzun