(IslamToday ID) – Kodam XVIII/Kasuari menyatakan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang terlibat dalam aksi penyerangan di Kabupaten Maybrat, Papua Barat hanya memiliki senjata api (senpi) rakitan dengan jumlah tidak banyak.
“Kelompok berulah di Maybrat adalah KNPB bukan TPNPB-OPM. Mereka memiliki senjata tapi jumlahnya tidak banyak, dan menurut kami itu senjata rakitan,” Kata Kepala Penerangan Kodam XVIII Kasuari Kolonel Arm Hendra Pesireron, Kamis (9/9/2021).
“Kapolda sudah tegaskan mereka KNPB. Kita tidak berasumsi, karena dua tersangka yang diamankan mengakui bahwa mereka adalah KNPB. Bahkan tempat rapat yang digunakan untuk menyusun strategi penyerangan bukanlah rumah warga, tetapi sekretariat KNPB. Jadi kami tegaskan mereka adalah KNPB,” tambahnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut Hendra, kekuatan persenjataan mereka dapat terbaca lantaran kontak tembak yang terjadi baru-baru ini tidak berlangsung secara intens.
“Namanya kontak tembak itu bukan satu dua peluru yang dikeluarkan. Kontak tembak ya benar-benar baku tembak,” katanya.
Meski begitu, aparat belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait asal senjata yang digunakan kelompok itu.
“Kita belum mendapati keterangan pasti asal kepemilikan senjata yang digunakan kelompok KNPB. Belum ada keterangan juga dari dua tersangka terkait dengan asal senjata yang kelompok Manfret gunakan,” ungkapnya.
Menyoal isu bahwa masyarakat yang melarikan diri ke hutan karena kehadiran aparat keamanan dalam rangka oprasi militer, ditegaskan Hendra itu tidak benar.
“Mereka lari dan takut kembali karena ancaman dibunuh oleh KNPB. Kehadiran aparat justru untuk memberikan jaminan keamanan,” tegasnya.
Terpisah, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing menyebut pihaknya tidak melakukan operasi militer.
“Tidak benar jika TPNPB-OPM menuding kami melakukan operasi militer. Di Papua Barat tidak ada operasi militer, yang ada justru pembangunan daerah,” ujarnya.
“Jadi, jangan seolah-olah kelompok tertentu membuat statement yang multitafsir dan menyalahkan aparat. Melakukan tindakan kepada masyarakat dan menuding aparat. Jangan seperti itu,” tandasnya.
Senjata Api Buatan AS
Sebelumnya, TNI menangkap dua anggota KKB yang memegang senjata buatan AS yang didapat dari Papua Nugini.
Dua orang yang ditangkap itu adalah Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42). TNI mengaku akan menyerahkan keduanya ke Polda Papua untuk diproses hukum.
“Sudah dipastikan dari nomor seri senjata api buatan Amerika Serikat, bukan milik TNI-Polri, yang diambil berasal dari Bougenville, Papua Nugini (PNG). Dari pengakuan sementara kedua anggota KSB yang ditangkap terungkap senpi berasal dari Bougenville, PNG,” kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono di Jayapura, Rabu (8/9/2021).
Yogo menjelaskan, penangkapan itu diawali saat empat prajurit Koramil 1715-05/Batom mendapatkan informasi dari masyarakat terkait keberadaan orang tak dikenal beberapa waktu terakhir.
Mereka melintas menggunakan perahu berjenis Johnson dari arah Papua Nugini ke wilayah Mongham. Daerah itu disinyalir sebagai wilayah basis keberadaan KKB. Perahu yang dikendarai, lanjutnya, mengalami kerusakan di Kampung Muara.
Aparat pun langsung melakukan penangkapan dan membawa kedua anggota KKB tersebut ke Makoramil Batom untuk dilakukan pemeriksaan.
“Dengan menggunakan speedboat, sebanyak empat orang anggota Koramil beserta beberapa orang masyarakat menuju ke Kampung Muara, kemudian melakukan pengepungan di pertengahan sungai Oksip-Mongham dan berhasil menangkap dua orang anggota KST inisial YU (36) dan KU (42),” katanya.
Aparat turut mengamankan beberapa barang bukti berupa dua pucuk senjata api laras panjang berjenis M16 yang salah satunya dilengkapi peluncur granat atau grenade launcher module (GLM).
Selain itu, dua pucuk senjata jenis shotgun dan satu pucuk senjata laras panjang merek Ultimax. Serta, ditemukan juga beberapa amunisi kaliber 5,56 mm sebanyak 35 butir, amunisi GLM 2 butir, dua ponsel, enam senjata tajam, sebuah solar cell, lima flashdisk, dan sebuah bendera OPM.
“Keempat Babinsa ini membuat prestasi yang luar biasa. Tanpa mengeluarkan tembakan dan tidak ada korban, mereka mendapat lima senjata api (senpi). Hal ini juga mendapat apresiasi yang luar biasa dari Bapak KSAD (Kepala Staf TNI AD),” jelasnya. [wip]