(IslamToday ID) – Kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini ke makam Bung Karno di Blitar disambut tangis histeris oleh seorang warga bernama Siti Masroah. Siti adalah peternak ayam petelur asal Blitar yang bangkrut karena harga telur anjlok.
Kepada Risma, Siti ingin menagih janji Presiden Jokowi yang ingin menyerap komoditas telur warga melalui Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Namun, menurut Risma, Kementerian Sosial tidak memiliki kewenangan melakukannya.
“Kalau saya dipaksa untuk membeli, itu aturannya saya enggak bisa, gitu lho. Paham ya,” kata Risma kepada keduanya. Ia menjelaskan, begitu uang dana bantuan sosial ditransfer oleh Kemensos ke bank penerima, Kemensos tidak lagi dapat mengintervensi.
“Begitu uang itu turun dari kami, kemudian sampai bank penerima, udah ini ada aturannya sendiri. Yang ngatur bukan kami,” kata Risma seperti dikutip dari Kompas.
Terkait masalah harga telur anjlok, Risma menyarankan para peternak re-engineering. Misal dibuat menjadi kue, karena skema mempertahankan bisnis harus terus berubah mengikuti kondisi pasar.
Sedangkan soal mahalnya harga jagung, Mensos menjanjikan akan memberikan bantuan. Risma mengaku sudah mengkalkulasi kebutuhan jagung di kalangan peternak rakyat dengan Bupati Blitar.
“Soal jagung, saya akan beri bantuan. Tapi kalau dipaksa beli telur, itu saya bisa melakukan pelanggaran. Mosok sampean tego aku dipenjara,” pungkas Risma seperti dikutip dari DetikCom.
Risma sebelumnya juga menegaskan Kemensos tidak bisa menyerap telur ayam sebagai bantuan sosial non tunai (bansos). Ini karena regulasi anggaran bansos dari Kemensos hanya untuk belanja beras
“Itu kan tergantung E-warungnya. Kalau bansos ya hanya beras. Kalau telur terlalu berat kami untuk membaginya. Nanti kalau sampai warga pecah, kami dimaki-maki lagi. Lagi pula kami anggarannya memang hanya untuk beras,” tandas
Sebelumnya, warga bernama Siti Masroah itu ingin menyampaikan aspirasinya dengan cara berbincang langsung dengan Risma saat berada di area makam Bung Karno. Namun saat mendekat, Siti langsung dicegah oleh beberapa orang di sekitarnya.
Siti pun memberontak dan berteriak dan menangis histeris hingga mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas. Sampai beberapa waktu kemudian, Siti dibawa keluar area makam.
“Tolong hormati Makam Bung Karno!” kata seorang pejabat Pemkot Blitar. Siti berpindah ke ruang pantry di sebelah kantor sekretariat makam. Di ruangan itu, beberapa pegawai Pemkot Blitar meminta wartawan untuk keluar.
Pengurus Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Yesy Yuni yang juga mendampingi Siti Masroah mengatakan bahwa mereka sebetulnya hanya ingin memperbarui informasi terkait kebijakan presiden. “Kami menanyakan kelanjutan instruksi Pak Jokowi bahwa telur dimasukkan sebagai salah satu komponen bantuan sosial,” katanya.
Yesy juga mengatakan, ketika peternak berunjuk rasa di Jakarta, mereka telah mendapatkan komitmen dari pejabat Kemensos bahwa telur akan dimasukkan ke dalam bansos. “Lha, ternyata tadi kata Bu Menteri aturan di bawahnya bukan kewenangan Ibu Menteri. Kami akan komunikasi dengan kementerian yang dimaksud,” ujarnya.
Untuk diketahui, di hadapan perwakilan peternak ayam petelur di Istana Kepresidenan pada Rabu (15/9/2021), Presiden Jokowi menjanjikan kebijakan penyerapan telur ke bantuan sosial non tunai yang diberikan pemerintah kepada warga miskin melalui Kementerian Sosial. Janji itu disampaikan sebagai respons atas keluhan peternak terkait rendahnya harga jual telur di pasaran. [wip]