(IslamToday ID) – Perusahaan plat merah PT Barata Indonesia (Persero) terungkap memiliki utang Rp 3,47 triliun. Utang BUMN industri berat itu terungkap lewat slide paparan yang ditunjukkan dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Selasa (14/12/2021).
Dalam paparan tertulis tercatat bahwa sebelum dilakukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), perusahaan memiliki liabilitas alias kewajiban sebesar Rp 4,09 triliun. Usai PKPU utang turun menjadi Rp 3,47 triliun.
Sedangkan, dari sisi ekuitas yang semula minus Rp 110 miliar berubah menjadi Rp 510 miliar berkat PKPU.
“Satu kami pelajari sebelum-sebelumnya, yaitu gali lubang tutup lubang dari satu proyek cash-nya digunakan untuk yang lain, sehingga menggunung terus proyeknya,” kata Direktur Utama PT Barata Indonesia Bobby Sumardiat Atmosudirjo seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (15/12/2021).
Selain Barata Indonesia, BUMN lain yang juga terlilit utang adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan kewajiban sebesar 12,96 miliar dolar AS atau Rp 184,03 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dolar AS) per semester I 2021.
Posisi utang tersebut naik 1,8 persen dibandingkan dengan periode semester I 2020 lalu yang hanya 12,73 miliar dolar AS atau Rp 180,76 triliun.
Jika dirinci, total liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar 5,05 miliar dolar AS atau Rp 71,71 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar 7,9 miliar dolar AS atau Rp 112,18 triliun.
Kemudian, PT Waskita Karya (Persero). Dalam laporan keuangan perusahaan, total liabilitas Waskita Karya sebesar Rp 89,73 triliun per semester I 2021. Angkanya naik 0,8 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 89,01 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 48,55 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 41,18 triliun.
Sedangkan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mencatat total liabilitas sebesar Rp 45,8 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Angkanya turun dari posisi yang sama tahun lalu, yakni Rp 51,45 triliun.
Jika dirinci, liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 33,11 triliun dan jangka panjang sebesar Rp 12,69 triliun.
Sementara, BUMN karya lainnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk punya utang sebesar Rp 33,34 triliun per Juni 2021. Jumlahnya naik 2,5 persen dari Juni 2020 yang sebesar Rp 32,51 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar Rp 27,63 triliun dan jangka pendek sebesar Rp 5,71 triliun.
Lalu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP dengan catatan liabilitas Rp 41,27 triliun sepanjang semester I 2021. Realisasi tersebut naik dari posisi semester I tahun lalu yang sebesar Rp 39,46 triliun. Rinciannya, liabilitas jangka pendek sebesar Rp 30,41 triliun dan jangka panjang Rp 10,86 triliun.
Terakhir ada PT PLN (Persero). Perusahaan setrum negara lewat laporan keuangan menunjukkan total liabilitas sebesar Rp 643,85 triliun per semester I 2021. Jumlahnya turun dari semester I 2020 yang sebesar Rp 649,24 triliun.
Liabilitas itu terdiri dari jangka panjang Rp 500,3 triliun dan pendek sebesar Rp 143,55 triliun. [wip]