(IslamToday ID) – Kabar tentang snack (makanan ringan) bergambar putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang disajikan di dalam penerbangan Garuda, tersebar di media massa online.
Manajemen PT Garuda Indonesia pun telah menanggapi kabar tersebut. Kaesang diketahui bekerja sama dengan produsen makanan ringan dan bertindak sebagai brand ambassadornya.
Putra ketiga Jokowi itu diketahui bekerja sama dengan produsen makanan ringan PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers.
Lewat penandatanganan nota kesepahaman antara Tays Bakers dan PT Harapan Bangsa Kita pada 7 Januari 2022, Kaesang resmi menjadi brand ambassador dan co-branding snack bernama Tricks.
PT Harapan Bangsa Kita atau GK Hebat disebut sebagai perusahaan induk sejumlah bisnis kuliner milik Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming, dua anak Jokowi.
Sebagai bagian dari kerja sama dengan Tays Bakers, produsen makanan itu meluncurkan kemasan baru Tricks dengan ilustrasi wajah Kaesang pada awal 2022.
“Saya senang dan bangga dapat membantu mengantarkan produk ini sehingga lebih banyak lagi orang Indonesia maupun luar negeri tahu produk asli Indonesia berkualitas,” kata Kaesang pada 7 Januari 2022 lalu.
Namun belakangan, diketahui wajah Kaesang telah muncul pada snack Tricks yang beredar di dalam penerbangan Garuda Indonesia. Dikutip dari Kumparan, Senin (17/1/2022), snack yang bergambar wajah Kaesang dalam bentuk kartun itu disediakan maskapai dalam penerbangan Desember 2021.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra pun mengatakan pihaknya sudah menarik makanan ringan bergambar karikatur Kaesang. “Sudah kita tarik,” kata Irfan.
Ia mengatakan insiden masuknya makanan ringan yang berbahan dasar kentang tersebut dikarenakan ketidaksengajaan. Irfan menjamin masuknya makanan ringan tersebut tidak memiliki maksud dan tujuan tertentu. “Enggak ada, ketidaksengajaan tampaknya,” ujarnya.
Sementara, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menilai kejadian tersebut membuat BUMN terlihat sudah tidak lagi merepresentasikan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh negara.
“Sepertinya BUMN sudah tidak dianggap milik negara,” tuturnya. [wip]