(IslamToday ID) – Mantan Sekretaris Umum FPI Munarman merasa difitnah oleh seorang saksi IM yang dihadirkan dalam persidangan lanjutan terkait kasus tindak pidana terorisme. Ia pun menegaskan akan menuntut saksi tersebut di yaumul hisab.
Persidangan Munarman kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin (17/5/2022).
Munarman sempat emosi dan tidak terima dengan keterangan saksi yang dirasa telah memfitnah dirinya. Ia akan menuntut saksi IM yang dihadirkan JPU tersebut di pengadilan akhirat
Pernyataan itu disampaikan Munarman, saat dirinya menanggapi keterangan saksi IM selaku pihak yang melaporkan dirinya dalam perkara tindak pidana terorisme ini.
“Ya karena konspirasi saudara mengada-ada, fitnah saudara itu. Saudara telah memfitnah saya, di yaumul hisab akan saya tuntut saudara,” ujar Munarman seperti dikutip dari Viva.
Dalam persidangan tertutup tersebut, saksi IM menjelaskan kepada majelis hakim bahwa Munarman terbukti melakukan tindakan terorisme. Yaitu dengan mengikuti acara pembaiatan di berbagai daerah. Selain itu, menurut saksi, juga adanya maklumat dari FPI yang mendukung kelompok teroris Al Qaeda yang juga dikatakan IM, Munarman hadir.
Berdasarkan keterangan saksi IM tersebut, sempat terdengar nada emosi dari Munarman. Dengan berkata akan meminta pertanggungjawaban saksi IM di hari penghakiman Tuhan.
“Bukan di dunia, saya tidak punya kekuasaan di dunia menuntut saudara. Tapi di yaumul hisab saya tuntut saudara. Banyak-banyaklah berbuat baik,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Munarman, saksi IM tetap ngotot dengan bukti yang digelontorkannya yang menjadi dasar laporan tersebut, sebagaimana dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
“Saya pikir semua penjelasan sudah selesai dan apa yang saya nyatakan tidak saya ingkari dan apa yang saya nyatakan berdasarkan fakta-fakta yang menurut keyakinan saya berdasarkan fakta yang bisa dipercaya. Dan oleh karenanya saya tidak mengubah keterangan saya yang mulia,” ujar IM.
Hakim kemudian menanyakan pendapat Munarman terkait keterangan saksi. “Terdakwa bagaimana tanggapannya terhadap keterangan saksi?” tanya majelis hakim kepada Munarman.
Munarman menegaskan bahwa keterangan saksi atas kasusnya adalah sebuah kebohongan. Bahkan menurutnya, saksi telah memfitnahnya. “Keterangannya bohong, tidak akurat, fitnah, dan rekayasa,” tegas Munarman.
Dalam berlangsungnya persidangan, Munarman mempertanyakan hubungan antara bukti, baik dari video proses pembaiatan di berbagai daerah, hingga maklumat dari FPI yang memuat dukungan terhadap kelompok teroris Al Qaeda. Hingga sampai pada kesimpulan, dirinya dianggap terlibat dalam aksi terorisme kepada saksi IM yang dihadirkan JPU.
“Hukum pidana kan kita sama-sama tahu, ada peristiwa sebab akibatnya, kausalitas secara langsung. Pertanyaan saya itu konkretnya apa peran saya dalam maklumat itu, sehingga maklumat itu dijadikan sebagai barang bukti laporan saudara itu?” tanya Munarman.
Saksi IM kemudian menjelaskan bukti keterlibatan Munarman dalam aksi terorisme kepada majelis hakim.
“Mohon izin yang mulia. Saya jelaskan kausalitas. Adalah hubungan dengan fakta satu dengan fakta yang lain. Ada satu pernyataan maklumat dari FPI Pusat mendukung Al Qaeda jihadis internasional. Yang dijadikan konklusi dari fakta-fakta yang saya terangkan tadi yang mulia,” jelas IM.
Munarman kemudian membalas pernyataan saksi IM, dengan menuding yang dijadikan dasar IM bukanlah kausalitas melainkan konspirasi. Lantaran sama sekali tidak berkaitan, Munarman menanyakan unsur pidana dalam maklumat tersebut.
“Menghubungkan satu dengan yang lain itu namanya teori konspirasi. Saudara kan masih dalam fungsi tupoksi, saudara kan menyelidiki dan menyidik membuat terang peristiwa pidana. Yang saya tanyakan peran saya dalam maklumat, sedangkan maklumat itu tidak ada nama saya,” ujarnya.
Menjawab Munarman, IM menjelaskan bahwa serangkaian fakta yang telah dijadikan dasar laporan dalam kasus ini tidak bisa dilihat sebagian. Semua narasi yang telah dibangun berdasarkan fakta didukung dengan berbagai keterangan para saksi.
“Ada semacam hubungan, antara Munarman hadir pada acara-acara tersebut. Munarman dianggap sebagai tokoh FPI, sementara FPI mendukung jihadis Al Qaeda pada saat itu,” ujarnya. [wip]