(IslamToday ID) – TNI AL menggerebek tempat penampungan pekerja migran Indonesia ilegal yang akan berangkat ke Malaysia di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara pada Senin (28/2/22) sekitar pukul 01.30 WIB.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Asahan Letkol Laut (P) Aan Prana Tuah Sebayang mengatakan, petugas gabungan mengamankan 75 calon pekerja migran Indonesia yang akan dikirim ke Malaysia.
“Petugas menangkap sedikitnya 75 orang di gudang penampungan milik warga berinisil RR di Kelurahan Matahalasan, Kecamatan Tanjungbalai Utara, Kota Tanjungbalai,” kata Aan dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari Kompas, Selasa (1/3/2022).
Adapun 75 orang tersebut terdiri atas 47 pria dan 28 wanita. Mereka saat ini telah dilimpahkan ke pihak kepolisian. “Saat ini telah didata dan dilimpahkan ke pihak kepolisian guna proses lebih lanjut,” imbuh Aan.
Terpisah, Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah mengatakan, penangkapan ini tidak lepas dari informasi masyarakat dan kerja sama antar instansi terkait di wilayah Tanjungbalai dan Asahan.
Arsyad menegaskan, komitmen TNI AL sudah sangat jelas dan tegas bahwa tidak ada kompromi dengan segala bentuk upaya yang mengancam kedaulatan, termasuk tindak pidana dan pelanggaran di laut.
“Sesuai kebijakan Kepala Staf Angkatan Laut, tidak ada pembiaran apalagi membekingi kegiatan-kegiatan ilegal seperti penyelundupan pekerja migran Indonesia ilegal ini,” tegasnya.
Ia menambahkan, berdasarkan pemeriksaan sementara tidak ada dugaan keterlibatan prajurit TNI AL dalam upaya kegiatan ilegal ini. Namun demikian, lanjutnya, bila dalam pemeriksaan lanjutan ditemukan dugaan personel TNI AL terlibat, akan ditindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
“Dengan digagalkannya upaya penyelundupan PMI ilegal di Tanjungbalai Asahan ini merupakan salah satu bentuk kehadiran TNI Angkatan Laut melakukan patroli guna mencegah segala bentuk pelanggaran sesuai dengan komitmen yang dikatakan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono,” imbuh Arsyad. [wip]