(IslamToday ID) – Pernyataan Presiden Jokowi yang mengaku telah menyampaikan pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi polemik. Pasalnya, pihak presiden Ukraina mengaku tidak pernah menitipkan pesan apapun untuk Putin pasca pertemuan Zelensky dengan Jokowi.
Juru bicara Zelensky, Serhii Nikiforov mengatakan tidak ada pesan yang dititipkan ke Jokowi. Ia mengatakan bila Zelensky ingin memberikan pesan ke Putin maka akan disampaikan langsung dalam pidato terbuka.
“Indonesia adalah salah satu pengimpor gandum terbesar dari Ukraina, dan blokade pada pelabuhan Ukraina menjadi fokus utama pembicaraan di antara kedua presiden (Indonesia dan Ukraina) di Kyiv,” kata Nikiforov seperti dikutip dari DetikCom, Senin (4/7/2022).
Ia menuturkan, persoalan ekspor gandum dari Ukraina yang diblokade Rusia menjadi hal yang didiskusikan oleh Zelensky dan Jokowi. Sementara terkait pesan kepada Putin, Nikiforov menegaskan sang presiden akan menyampaikan secara terbuka jika ingin berbicara dengan seseorang.
“Rusia bertanggung jawab penuh atas gangguang ekspor (gandum Ukraina) ke Indonesia, serta ke bagian lain dunia. Dan Rusia juga harus bertanggung jawab atas krisis pangan yang bisa terjadi, kecuali blokade pelabuhan Ukraina segera dicabut,” tutur Nikiforov.
“Hal inilah yang Volodymyr Zelensky diskusikan secara detail dengan Joko Widodo (Presiden Indonesia),” imbuhnya.
“Adapun terkait pesan, jika Presiden Ukraina ingin berbicara kepada seseorang, dia akan melakukannya secara terbuka, dalam pidato hariannya,” lanjut Nikiforov.
Lantas, apa yang disampaikan Zelensky usai bertemu dengan Jokowi? Zelensky mengapresiasi kunjungan Jokowi ke Ukraina. Menurutnya, Jokowi dan Indonesia saat ini memiliki kewenangan yang tinggi di kancah internasional.
“Kewenangan Anda dan juga keberadaan Anda di dunia internasional sangat tinggi,” kata Zelensky usai bertemu dengan Jokowi di Kyiv yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (3/7/2022). Pernyataan Zelensky ini diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh translator.
Berbeda dengan Ukraina, Kremlin justru mengkonfirmasi adanya titipan pesan untuk Putin dari Zelensky lewat Jokowi. Dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, Ahad (3/7/2022), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan pesan yang dibawa Jokowi dari Zelensky untuk Putin tidak dalam bentuk tulisan.
“Itu bukanlah pesan tertulis. Hanya itu yang bisa saya sampaikan kepada Anda,” kata Peskov.
Blokade Pasokan Gandum
Sebelumnya, Zelensky menyampaikan kepada Jokowi bahwa gandum Ukraina harus sampai ke Indonesia. “Rusia memeras dunia dengan kelaparan. Mereka memblokir pasokan makanan dari Ukraina yang memainkan peran stabilisasi pasar dunia,” kata Zelensky via laman resmi kepresidenan, Rabu (29/6/2022).
“Puluhan juta ton gandum dari Ukraina harus menjangkau konsumen, khususnya masyarakat Indonesia,” tegasnya seperti dikutip dari KompasTV.
Seperti diketahui, lawatan Jokowi ke Ukraina mengangkat misi perdamaian atas perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung sejak Februari 2022. Selepas berkunjung ke Kiev, Jokowi bertolak ke Rusia menemui Presiden Vladimir Putin.
Ucapan Zelensky jadi tantangan tersendiri bagi Jokowi untuk mempengaruhi Putin agar menghentikan invasinya dan menyudahi krisis pangan.
Sepanjang perang berlangsung, Rusia telah memblokade beberapa pelabuhan utama di Laut Hitam, terutama Kota Odessa yang selama ini dikenal sebagai jalur ekspor Ukraina.
Akibat blokade itu, jutaan ton gandum tertahan, berakibat pada krisis pangan di berbagai belahan dunia. Statistik UN Comtrade pada 2021 menunjukkan Indonesia berstatus importir gandum terbesar kedua dari Ukraina dengan angka 2,81 juta ton.
Jumlah itu mewakili 14,49 persen total gandum yang diekspor oleh negara pimpinan Zelensky. Dari segi kuantitas, Indonesia hanya kalah dengan Mesir, importir gandum Ukraina terbesar dengan angka 3,4 juta ton sepanjang 2021.
Di sisi lain, Badan Pangan dunia (FAO) juga menyebut kondisi perang telah menyulitkan petani Ukraina memanen gandumnya. Padahal, FAO memperkirakan Ukraina sebagai penghasil gandum terbesar keenam di dunia dan memiliki andil dalam 10 persen suplai pasokan gandum global.
Negara berkembang dan berpendapatan kecil diprediksi jadi pihak paling terdampak atas krisis pangan jika konflik Rusia-Ukraina tak segera diakhiri. [wip]