ISLAMTODAY ID-Badan-badan kemanusiaan mengatakan bahwa Pakistan membutuhkan bantuan jangka panjang karena jumlah korban tewas akibat bencana banjir terus meningkat.
“Sedikitnya 24 orang tewas dan 115 lainnya luka-luka dalam banjir bandang yang dipicu hujan deras dalam 24 jam terakhir di Pakistan,” ungkap Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) pada laporan Ahad (4/9) malam.
Menurut laporan tersebut provinsi Sindh selatan negara itu adalah wilayah yang paling parah dilanda dengan 19 orang tewas, diikuti oleh Khyber Pakhtunkhwa barat laut dengan 3 orang tewas.
Provinsi Punjab Timur melaporkan 1 kematian dan 107 terluka, dan provinsi Balochistan barat daya melaporkan 1 kematian.
Selain itu, 214.707 rumah hancur dan 13.946 ternak mati, tambahnya.
Total korban tewas di Pakistan dari musim hujan dan banjir musim ini sejak pertengahan Juni telah meningkat menjadi sekitar 1.314 dan 12.703 terluka, menurut statistik terbaru yang diperbarui oleh NDMA.
Lebih lanjut, sekitar 1.682.726 rumah telah hancur, sementara sekitar 750.405 ternak mati karena hujan di seluruh negeri.
Banjir tersebut digambarkan sebagai yang terburuk yang pernah dialami Pakistan.
Sementara itu, badan-badan bantuan memperingatkan bahwa kesengsaraan negara itu masih jauh dari selesai dan ketika bencana terus berlanjut, anak-anak akan menjadi salah satu yang paling rentan.
“Yang selamat harus mulai dari awal,” ungkap Aurelie Godet, juru bicara Medecins du Monde, sebuah organisasi bantuan kemanusiaan yang telah bekerja di Pakistan sejak 1966, seperti dilansir dari CNN, Ahad (4/9).
“Ini tidak akan berakhir dalam dua bulan, mereka membutuhkan bantuan jangka panjang.”
Bencana Alam di Pakistan
Sebelumnya Pakistan menghadapi empat gelombang panas dan beberapa kebakaran hutan parah.
Menurut kepala Otoritas Manajemen Bencana Nasional Letnan Jenderal Akhtar Nawaz bahwa hal ini merupakan dampak krisis iklim.
“Tahun 2022 membawa beberapa kenyataan pahit tentang perubahan iklim bagi Pakistan. Tahun ini kami tidak menyaksikan musim semi –– kami menghadapi empat gelombang panas yang menyebabkan kebakaran hutan skala besar di seluruh negeri,” ungkapnya seperti dilansir dari TRTWorld, Ahad (4/9).
Bantuan Bencana
Operasi penyelamatan dan bantuan oleh NDMA, organisasi pemerintah lainnya, sukarelawan dan organisasi non-pemerintah sedang berlangsung di daerah yang dilanda banjir.
Awal pekan ini, PBB dan Pakistan bersama-sama mengeluarkan seruan sebanyak USD 160 juta dalam dana darurat untuk membantu 5,2 juta orang yang paling terdampak.
Selain itu, Menteri Layanan Kesehatan Nasional Abdul Qadir Patel menerima paket bantuan Prancis yang mendarat di Islamabad pada hari Sabtu (3/9).
Pusat Koordinasi dan Tanggap Banjir Nasional telah dibentuk Pemerintahan Pakistan dan difungsikan sebagai distributor bantuan kepada warga terdampak.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan USD 10 juta untuk merawat yang terluka, mengirimkan pasokan ke fasilitas kesehatan, dan mencegah penyebaran penyakit menular.
China dan Inggris juga telah menjanjikan jutaan bantuan ke negara tersebut.
Untuk diketahui, sebelumnya Yayasan Edhi (terbesar di Paksitan) telah mendesak pemerintah mencabut larangan yang telah berlaku selama bertahun-tahun terhadap sejumlah organisasi non-pemerintah internasional sehingga mereka dapat memberikan bantuan.
(Resa/CNN/TRTWorld/News.cn)