(IslamToday ID) – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyampaikan usulan yang berbau sindiran jika Ketua DPP PDIP Puan Maharani ingin menang dalam kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Andi, jika diusung PDIP, satu-satunya cara Puan menang dalam Pilpres 2024 adalah dengan menjegal para sosok potensial lain maju dalam pencalonan presiden. Menurutnya, penjegalan paling mungkin dilakukan lewat perkara hukum.
“Kalau PDIP menawarkan Puan Maharani, hanya satu yang bisa membuat Puan Maharani menang, semua ditangkapin aja,” katanya dikutip dari CNN Indonesia, Senin (26/9/2022).
Pernyataan tersebut disampaikan Andi menyusul wacana Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasangan calon (Paslon), yang sebelumnya sempat disinggung oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Rapimnas Demokrat pekan lalu.
Menurut Andi, pernyataan SBY di hadapan ribuan kader Partai Demokrat tidak sembarangan. Menurutnya, Presiden RI ke-6 itu telah menelusuri asal informasi tersebut dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
Hasil penelusuran tersebut mengungkap fakta bahwa wacana atau skenario Pilpres 2024 diikuti dua paslon merupakan keinginan Presiden Jokowi. “Pak Presiden hanya mau dua calon. ‘kenapa dua calon Pak Presiden? kan ada Anies, ada Ganjar’,” kata Andi.
“’Oh Anies kan sebentar lagi masuk penjara. Terus partai-partai lain di KIB apa segala, kalau enggak nurut ya tinggal masuk penjara aja itu’ jahat bukan?” Tambahnya.
Pernyataan SBY di Rapimnas soal Pilpres 2024 akan berlangsung tidak dengan adil dan jujur itu sebelumnya sempat menuai reaksi keras dari PDIP.
Merespons hal itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut bahwa puncak kecurangan pemilu justru terjadi di paruh pertama pemerintahan Presiden SBY pada 2009. Meski tak menyebut pihak yang akan melakukan kecurangan dalam Pemilu 2024, Hasto menilai pidato SBY di Rapimnas jelas ditujukan untuk Jokowi.
Oleh karenanya, pihaknya mengaku langsung bereaksi. Ia bahkan mengingatkan Partai Demokrat agar tidak mencoba mengganggu presiden.
“Informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi,” ujar Hasto, Sabtu (17/9/2022). [wip]