(IslamToday ID) – Ratusan ton beras impor selundupan masuk Indonesia. Beras impor itu dijual lebih murah dibanding beras produksi lokal. Hal ini diungkapkan oleh pedagang beras di Pasar Cipinang, Jakarta.
Padahal, Indonesia baru saja mendapat pujian internasional karena mampu swasembada beras dan tidak impor selama tiga tahun berturut-turut.
“Bedanya jauh, murah. Ngga saya kasih tahu, ntar tahu untung saya. Yang jelas Rp 2.000 per kg,” kata Bily Haryanto, pedagang pasar beras Cipinang di Pasar Cipinang, Jakarta dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (4/10/2022).
Jumlah beras yang datang pun tidak sedikit, mencapai ratusan ton per hari. Bahkan kedatangan beras ini bisa berlangsung hampir setiap hari.
“Tiap hari masuk 500 ton pasti itu, total kurang lebih kan ada yang koordinir, per pelabuhan, itu Batam aja,” kata Bily.
Jumlah beras itu untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Sumatera dan sekitarnya, kebanyakan berasal dari Vietnam. Selain itu, wilayah perbatasan seperti Kalimantan pun mendapatkan stoknya dari Malaysia. Adanya stok beras ini yang membuat harga cukup stabil.
“Kalau selundupan masih dibuka aman. Stok kurang makanya harga naik, kalau cukup gak naik harga. Kenaikan beras karena stok kurang,” ujar Bily.
Selain penyelundupan, ia mengungkapkan adanya penimbunan beras yang dilakukan oleh sejumlah pabrik. Meski tidak menyebut apa nama pabriknya, namun ia menyebut lokasinya.
“Ada dua pabrik saya tahu. Dia beli seenak udele dewe jual kalau dihitung-hitung rugi, tapi dia bukan beras aja, ada minyak dan lain-lain. Saya juga bingung mikir pabrik itu. (Tempatnya) di Jatim. Tapi berani gak diusut bener?” kata Bily.
Pernyataan Billy itu bertolak belakang dengan klaim Presiden Jokowi soal Indonesia sudah tidak pernah impor beras selama tiga tahun berturut-turut. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per 12 Agustus 2022 Indonesia masih mengimpor beras dari sejumlah negara. Tahun 2021, jumlahnya bahkan mencapai 407.741,4 ton, naik dari tahun 2020 yang hanya 356.286,2 ton. Beras ini merupakan beras khusus. [wip]