ITD NEWS— Sebanyak delapan bank asing dari sejumlah negara seperti China, Singapura, Malaysia, hingga Jepang ikut terlibat dalam proyek energi baru terbarukan (EBT) milik PLN. Perjanjian masuknya pendanaan asing dalam institusi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu bernilai US$750 juta atau setara dengan Rp11,8 triliun.
Masuknya pembiayaan asing dalam proyek PLN tersebut ditandai dengan ditandatanganinya mandate letter antara PLN dan delepan bank. Dari pihak PLN penandatanganan dilakukan oleh Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly dan disaksikan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) PLN Darmawan Prasodjo.
Delapan bank asing tersebut ialah Bank of China, China Construction Bank (China), CIMB (Malaysia), DBS Bank (Singapura), PT Bank Mizuho Indonesia/Mizuho Bank Ltd (Jepang), OCBC, Sumitomo Mitsui Banking Corporation/Bank BTPN (Jepang), dan United Overseas Bank (UOB) (Singapura)
“Hal ini membuktikan bahwa PLN mendapat kepercayaan dan dukungan dari kreditur dan investor internasional sehingga PLN mendapatkan pembiayaan dengan pricing yang kompetitif seperti ini di tengah situasi pasar dan ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian dan volatile,” kata Darmawan dilansir dari tempocom (2/11/2022).
Masuknya aliran dana asing dalam perusahaan listrik negara tersebut bukan hal baru. Pada pertengahan Desember 2020, PLN juga memperoleh dana pinjaman dari dua lembaga keuangan asing.
Lembaga-lembaga tersebut ialah Asian Development Bank (ADB) dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW). Mereka ingin mewjudkan kebutuhan listrik yang cukup bagi rakyat Indonesia di Kawsan Timur Indonesia.
“Dukungan ini menjadi penting mengingat Kawasan Timur Indonesia tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Sementara masyarakat tentu membutuhkan layanan listrik yang berkualitas. Melalui dukungan ini, diharapkan juga dapat mendorong roda perekonomian di Kawasan Timur Indonesia,” ucap Darmawan.
Selanjutnya pada akhir Desember 2020, PLN juga memperoleh pinjaman dari delapan bank asing. Mulai dari DBS Bank (Singapura), dari Amerika Serikat ada Citibank dan JP Morgan, lalu dari Jerman ada LBBW dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW), OCBC (Singapura), SMBC (Jepang), dan Standard Chartered Bank (Inggris). Saat itu PLN memperoleh kucuran dana sebesar Rp12,8 triliun.
Selain memperoleh pendanaan asing, PLN juga baru saja menerima suntikan APBN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Sepanjang 2016 hingga 2021, PLN menerima suntikan APBN sebesar Rp40,06 triliun.
Khusus pada tahun 2022, PLN menerima PMN senilai Rp5 triliun. Suntikan uang APBN kepada BUMN tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/2022 yang terbit pada 31 Agustus 2022. (Kukuh)