(IslamToday ID) – Keluarga korban tragedi Kanjuruhan datang ke Jakarta dan menagih janji Presiden Jokowi untuk mengusut tuntas insiden kerusuhan pasca pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022. Kerusuhan ini telah menewaskan 135 orang.
“Kita mau nagih janjinya Bapak Kepala Negara kita yaitu Bapak Presiden Insinyur Joko Widodo yang mengatakan bahwa ini harus diusut tuntas,” kata salah satu keluarga korban tragedi Kanjuruhan, Yono, Jumat (18/11/2022).
Menurutnya, tuntutan tersebut telah disampaikan kepada Komnas HAM. Ia berharap agar pihak terkait tidak menutup-nutupi proses penyelidikan dan penyidikan tragedi Kanjuruhan. “Tidak ada yang ditutup-tutupi, itu saja yang saya sampaikan,” katanya dikutip dari Sindo News.
Sebelumnya, puluhan penyintas dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan tiba di Bareskrim Polri, Jumat (18/11/2022), untuk melaporkan insiden kerusuhan yang menewaskan 135 orang tersebut. Dari pantauan di lokasi, mereka datang menggunakan bus dan tiba di Bareskrim Polri sekitar pukul 09.37 WIB.
Mereka disambut petugas kepolisian dan diarahkan masuk ke dalam gedung Bareskrim Polri. Terlihat, sejumlah penyintas tragedi Kanjuruhan ada yang mengenakan kursi roda dan berjalan tidak normal. Mereka dibantu oleh polisi untuk masuk ke dalam gedung Bareskrim.
“Kami dari tim kuasa hukum bersama korban dan penyintas hari ini mengunjungi Bareskrim Mabes Polri dengan agenda membuat laporan terkait dengan peristiwa 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang,” kata pendamping hukum Tim Gabungan Aremania (TGA) Anjar Nawan Yusri.
Kedatangan mereka juga didampingi dari KontraS. Mereka juga melaporkan mantan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta ke Bareskrim karena dianggap sebagai sosok yang juga harus bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan.
“Pihak bertanggung jawab ialah tentu saja perwira paling tinggi di Polda Jatim, yaitu Kapolda,” kata Sekjen Federasi KontraS, Andi Irfan.
Tak hanya Nico, keluarga korban dan penyintas tragedi Kanjuruhan juga akan melaporkan personel kepolisian yang menjaga laga Arema FC melawan Persebaya.
“Detailnya kami tidak hafal. Tentunya semua personel polisi yang di lapangan, yang menjadi eksekutor personel perwira polisi yang dipimpin di lapangan,” ujar Andi.
“Dan perwira tidak di lapangan yang mengetahui dan punya urutan komando terkait pengerahan pasukan di Stadion Kanjuruhan,” tambahnya. [wip]