(IslamToday ID) – Harga Minyakita ditemukan melambung di pasar hingga Rp 16.000 dari semula Rp 14.000 sejak diluncurkan pada Juli 2022.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan para pedagang mengancam akan beralih ke minyak curah karena Minyakita mahal dan kian langka di pasar.
Minyakita adalah produk yang diluncurkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Juli 2022 lalu. Niat Zulhas kala itu adalah untuk menekan harga minyak goreng yang melambung tinggi.
Namun, saat ini Minyakita justru langka di pasar. Abdullah bahkan menyebut, stok Minyakita juga sudah tidak ada, mengutip keterangan para agen dan distributor produk tersebut. Bahkan, katanya, ada yang menyebut Minyakita tak akan diproduksi lagi dan hanya akan punya stok hingga Maret nanti.
“Artinya Minyakita sudah tidak bisa diandalkan. Iya penghabisan sampai Maret. Artinya tidak ada produksi lagi,” ucapnya dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (28/1/2023).
Atas dasar ini, ia mempertanyakan sistem pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam mencegah kelangkaan Minyakita. Menurutnya, pemerintah belum mampu mengontrol jumlah produksi Minyakita di dalam negeri dan hal itu terlihat dari pasang surutnya komoditas tersebut di pasaran.
“Kan yang mencetuskan Minyakita ini Menteri Perdagangan, kenapa Menteri Perdagangan tidak mampu mengontrol ini barang harganya tinggi, barangnya nggak ada. Bagaimana sistem kontrol yang dilakukan Kementerian Perdagangan terhadap distributor minyak?” katanya.
Sementara, di pasar para pembeli memprotes kenaikan harga Minyakita yang kini menjadi Rp 16.000 dari sebelumnya Rp 14.000 sejak Juli 2022. Sebagai pembeli, Awlia (27) merasa kecewa dengan pemerintah lantaran kocek yang harus ia keluarkan untuk membeli Minyakita itu lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET). Ia berharap stok dan harga Minyakita dapat kembali aman dan stabil.
“Saya kecewa banget sama pemerintah. Sekarang dapat Rp 15.000 aja sudah untung. Kadang harus beli Rp 16.000 atau Rp 17.000, kadang malah seliter. Saya berharap stoknya aman, harganya sesuai dengan di kemasan,” kata Awlia di Pasar Pulogadung, Jakarta Timur.
Pembeli lain, Lena (55) menyoroti harga Minyakita yang naik dan susahnya mendapat ketersediaan stok di pasaran. Karenanya, Lena kini beralih ke minyak curah. Ia berharap pemerintah dapat membuat harga Minyakita sesuai dengan HET.
“Minyak itu harganya naik, enggak sesuai sama di kemasannya Rp 14.000. Sudah naik harganya, susah juga stoknya. Saya sering kehabisan, mau enggak mau saya jadinya pindah ke minyak curah,” katanya.
Ia meminta agar pemerintah segera menyediakan stok sehingga tak menyusahkan masyarakat kecil. [wip]