(IslamToday ID) – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum resmi bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Selasa (11/4/2023), usai menjalani hukuman penjara sejak 2014 lalu. Pantauan di lokasi, Anas keluar dari lapas sekitar pukul 13.30 WIB.
Anas sudah dinanti oleh simpatisannya yang mendatangi Lapas Sukamiskin. Mereka sudah datang sejak pukul 10.15 WIB mengenakan baju berwarna putih.
Usai keluar dari Lapas Sukamiskin, Anas langsung dikerubungi para simpatisannya. Ia lalu menuju panggung kecil yang telah disediakan para simpatisan.
Setelah bebas pada pukul 14.00 WIB, Anas direncanakan akan menggelar tausiah sekaligus buka bersama di sebuah rumah makan di area Bandung timur. Anas lalu akan bertolak menuju Blitar untuk bertemu ibu kandungnya.
Salah satu koordinator simpatisan dari perwakilan HMI Jawa Barat Oki Reval mengklaim simpatisan yang menjemput Anas berasal dari berbagai elemen. “Perkiraan sampai siang nanti ketika Mas Anas keluar jam 14.00, jumlah massa ada sekitar 2.000 orang,” kata Oki dikutip dari CNN Indonesia.
Anas Urbaningrum akan berubah status dari narapidana menjadi klien pemasyarakatan Balai Pemasyarakatan. Koordinator Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan (PAS) Rika Aprianti menyebut Anas akan menjalani cuti menjelang bebas (CMB) mulai hari ini.
CMB adalah proses pembinaan di luar lapas bagi narapidana yang menjalani masa pidana atau sisa masa pidana yang pendek. Anas menjalani hukuman penjara usai divonis bersalah dalam kasus proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang 2010-2012.
Anas dihukum 8 tahun penjara dalam kasus tersebut di tingkat Peninjauan Kembali (PK). Selain dihukum 8 tahun penjara, hak politik Anas juga dicabut. Ia dilarang dipilih selama 5 tahun sejak bebas dari penjara.
Bicara Demokrasi
Anas Urbaningrum langsung bicara mengenai demokrasi usai bebas dari penjara. Ia bicara di atas panggung kecil di Lapas Sukamiskin, Bandung yang disediakan para simpatisannya.
“Kepada para aktivis, dalam tradisinya, pertandingan dan kompetisi itu hal yang biasa. Tetapi buat saya pertandingan dalam konteks demokrasi itu adalah pertandingan yang jujur, terbuka, dan objektif,” kata Anas.
Ia menyampaikan bahwa aktivis tidak mungkin dipisahkan dari komitmen untuk Indonesia yang lebih baik. Demi mencapai itu semua, dalam konteks demokrasi, Anas mengatakan kompetisi harus dilakukan secara jujur dan terbuka. “Dan objektif, tidak boleh menggunakan pihak lain,” ucap Anas.
Ia juga menegaskan tidak pernah ada iktikad untuk bermusuhan. Anas membantah jika ada yang menganggapnya suka bermusuhan.
“Saya tidak ada kamus pertentangan, permusuhan. Kamus saya adalah perjuangan keadilan. Andai dalam perjuangan dan keadilan itu ada yang merasa bermusuhan, saya mohon maaf karena itu adalah konsekuensi penegakan keadilan,” katanya.
Anas lalu menutup pidato di depan simpatisannya dengan teriakan merdeka. “Saya ingin mengutip semangat 45. Merdeka! Merdeka! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Hidup Kalapas!” pekik Anas. [wip]