(IslamToday ID) – Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mendengarkan aspirasi buruh saat bersilaturahmi dengan serikat buruh se-Bogor. Ia diminta buruh untuk mengubah atau mencabut UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).
“Apakah ketika kita mau menentukan upah dari tahun ke tahun selalu demo akibat kebijakan? Apalagi Omnibus Law, Insya Allah tanggal 26 kami aksi Pak dalam rangka karena UU No 13 telah menghilangkan nilai-nilai upah di atas tahun. Jadi harapan kami kepada presiden kita tahun 2024 mampu mengubah dan mencabut Undang-Undang Omnibus Law (UU Cipta Kerja),” kata Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sukmayana saat sambutan di Saung Priangan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023).
Mendengarkan itu, Anies mengatakan, aspirasi buruh berkaitan dengan kesejahteraan dan ketidakadilan banyak didengarnya di berbagai tempat. Anies lalu bicara soal ikhtiarnya dalam menghadirkan keadilan dan kesetaraan di Indonesia.
“Sesuatu yang tadi diucapkan, sesuatu yang jamak kita dengar di banyak tempat, yang menggambarkan bahwa ada kondisi yang jauh dari ideal, yang hari ini sedang dihadapi oleh para buruh. Nah kami menangkap aspirasi itu, saya tulis semuanya nih dan ada yang rekam juga, jadi menjadi bekal buat saya untuk perjalanan ke depan,” kata Anies.
“Teman-teman, saya selalu sampaikan bahwa ikhtiar dan perjuangan yang kami coba bawa adalah perjuangan untuk menghadirkan keadilan dan menghadirkan kesetaraan, dan kita semua sadar seperti tadi disampaikan bahwa UUD kita adalah pegangan dalam bernegara. Dan pembukaan UUD kita menyatakan secara eksplisit apa yang menjadi tujuan mengapa kita hidup bernegara,” sambungnya dikutip dari DetikCom.
Anies mengatakan, dirinya akan membawa Indonesia sesuai dengan tujuan yang tertuang dalam UUD 1945, yakni menghadirkan keadilan sosial bagi rakyat. Anies pun bicara soal rekam jejaknya di Jakarta.
“Jadi saya ingin sampaikan bahwa ini bukan ide saya, bukan gagasan saya, ini adalah ide dasar mengapa kita berepublik, mengapa kita bernegara, dan ini harus disadari oleh semua. Profesi apapun, sektor apapun, bahwa negeri ini didirikan supaya terjadi rasa keadilan. Tentu kita tidak ingin keadilan dalam kemiskinan, kita ingin keadilan dalam kesejahteraan,” tuturnya.
“Saya membawa kepada bapak ibu sekalian catatan rekam jejak apa yang kami sudah kerjakan di Jakarta. Jakarta adalah pusat perekonomian kita, Jakarta adalah kegiatan dimana ada pembawa modal, dan pembawa tenaga, ada yang bekerja, ada yang memberikan pekerjaan, dan dalam proses itu harus ada keadilan,” sambungnya.
Menurut Anies, aspirasi yang disampaikan para buruh merupakan masalah yang perlu dibereskan, sebab masalah itu terdengar di banyak tempat. Ia pun mengajak para buruh untuk mengikhtiarkan hal itu.
“Ini kami serius sekali, kami ingin sampaikan apa yang tadi disampaikan itu, aspirasi yang sahih, aspirasi yang dirasakan di masyarakat, apalagi di buruh dan terungkapkan berulang-ulang dalam setiap pertemuan, dan itu menunjukkan bahwa ada masalah yang perlu kita bereskan sama-sama. Bila iklim di dalam hubungan industrial dan perburuhan ini sehat maka ekonomi kita akan take off, tapi bila tidak sehat maka stabilitas tidak ada,” kata Anies.
“Nah perjuangan ke sana, fase awalnya apa? Semua perubahan hanya bisa terjadi kalau punya tanda tangannya, kalau gak ada tanda tangannya nggak bisa. Jadi mau sehebat apapun kita berbicara, kalau tidak ada tanda tangan ya nggak bisa. Karena itu mari kita ikhtiarkan,” lanjutnya. [wip]