(IslamToday ID) – Kakak Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra menghembuskan wacana agar Presiden Jokowi kelak menjadi Ketua Umum PDIP menggantikan adiknya. Selain menyarankan pergantian di posisi orang nomor satu partai, Guntur juga menyatakan supaya Mega bergeser menjadi Dewan Pembina PDIP.
Wacana itu pun mendapat respons dari Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo. FX Rudy, sapaan akrabnya, mengungkapkan bangga jika Jokowi bisa masuk sebagai salah satu kandidat ketua umum.
“Setuju. Kandani (Dibilangin) pokoknya nek sing kader PDI Perjuangan diusulkan oleh siapa pun berarti punya potensi,” ucapnya dikutip dari Kompas.
“Pak Jokowi diusulkan untuk menjadi Ketua PDI Perjuangan kan. Yo ra masalah to,” tambahnya.
Diketahui, sebelum menjadi orang nomor satu Indonesia, Jokowi pernah menjadi walikota Solo dengan Rudy sebagai wakilnya.
“Ya mohon maaf aku yo entuk kesinggung-singgung. Dulu bareng Rudy kan ngono,” jelasnya.
Meski begitu, Rudy menekankan bahwa semuanya nanti akan bergantung pada keputusan di kongres mendatang.
“Itu kongres yang menentukan. Bukan saya, bukan Mas Guntur saja, namun kongres,” ucapnya.
“Semua keputusan di kongres,” tambahnya.
Saat ini, lanjutnya, PDIP sedang fokus menghadapi Pemilu 2024. Kongres sendiri diadakan setelah berbagai tahapan pemilu mulai pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (Pileg), hingga kepala daerah (Pilkada) selesai dilaksanakan. “Kita belum bicara kongres, kita bicara menang Pileg, Pilpres satu putaran dulu,” ucapnya.
“Nek masalah Ketua Umum DPP, DPD, DPC, PAC, Ranting nanti setelah pilkada selesai,” imbuhnya.
FX Rudy menuturkan, jika Jokowi menjadi kandidat ketua umum adalah hal yang wajar. Sebab, ia dianggap berhasil ketika menjadi presiden dua periode.
“Sekarang me-manage 270 juta lebih itu aja merdeka nyaman kok. Lha nek PDI Perjuangan 140 juta gitu aja kan ya lebih nyaman toh,” jelasnya.
“Tapi semua keputusan ada di kongres,” tambahnya.
Sementara, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan untuk saat ini PDIP sedang fokus kepada Pemilu 2024 dan belum memberi perhatian ke kongres. “Kongres kan lama, kongres kan 2025, jadi kita masih fokus untuk Pileg, Pilpres,” kata Djarot di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Ia menekankan, untuk masalah seperti ini sudah disampaikan jika kader-kader PDIP akan mementingkan pekerjaan yang lebih mulia dan pekerjaan yang lebih penting. Yaitu memenangkan Pemilu 2024.
Sedangkan, ia mengingatkan kongres PDIP masih akan diselenggarakan dua tahun lagi. Meski begitu, Djarot membenarkan kongres menjadi institusi tertinggi partai untuk menentukan siapa yang akan jadi ketua umum PDIP.
Tetapi, ia menekankan yang menentukan merupakan utusan-utusan partai, bukan sekadar peserta-peserta kongres. Artinya, tergantung dari utusan-utusan DPC PDIP maupun DPD PDIP yang akan membawa mandat dari bawah. “Jadi, itu nanti ya tahun 2025,” pungkas Djarot. [wip]