(IslamToday ID) – Pendiri Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) Willie Smith menyoroti proyek Ibukota Nusantara (IKN) yang digarap pemerintahan Presiden Jokowi. Ia mengatakan IKN dibangun di tengah-tengah hutan yang belum tersentuh yang juga menjadi tempat penelitian.
“Tempat IKN sekarang dulunya adalah hutan perawan dan dilakukan penelitian pada pohon meranti sejak 1980-an,” kata Willie dikutip dari YouTube Prof Rhenald Kasali, Kamis (3/1/2024).
Tidak hanya mengganggu kelestarian hutan, tanah di sekitar tempat pembangunan IKN juga dinilai sudah mengalami kerusakan cukup parah, sehingga memerlukan penanganan khusus untuk dapat difungsikan kembali.
“Tanahnya sudah sangat kurus karena di IKN yang sekarang dilakukan pembangunan itu hanya menjadi HTI (hutan tanaman industri), jadi hutan sudah dibabat. Sudah beberapa kali diganti dengan rotasi HTI jadi struktur tanah sebenarnya sudah sangat rusak,” tuturnya.
Untuk mengatasinya, Willie menyebut membutuhkan proses yang cukup lama.
“Jadi kita harus merehabilitasi tanah dengan menanam jenis-jenis pohon kacang-kacangan yang membawa kembali nitrogen di dalam tanah, agar tanah menjadi subur kembali,” ungkapnya.
Proses revitalisasi tanah ini juga memerlukan bantuan dari spesies asli untuk mendukung kehidupan dari berbagai jenis satwa.
Meski dinilai menganggu kelestarian hutan dan kesuburan tanah, namun Willie mengatakan apabila proyek IKN tidak mengganggu konservasi orangutan yang telah lama ia bangun.
“Di selatan Sungai Mahakam, di sebelah timur Sungai Barito tidak pernah ada populasi alam orangutan. Saat ini orangutan hanya ada yang dilestarikan. Di sini suara (alat berat) teredam dan keadaannya masih alami karena adanya lembah dan hewan tidak terganggu dengan kebisingan,” terangnya.
BOS sendiri didirikan dengan latar belakang banyaknya orangutan yang tidak dapat dikembalikan ke alam terbuka karena berbagai penyebab, seperti trauma, buta, pernah mengalami penyiksaan, bahkan terkena peluru. Ada juga puluhan yang terkena TBC yang harus diisolasi.
“Saya pikir saya perlu tempat di mana mereka bisa hidup bebas, tetapi tidak ada risiko mereka membawa penyakit kepada populasi alam yang dapat menyebabkan petaka,” kata Willie.
Saat ini ada sekitar 200 orangutan dan kurang lebih 70 beruang madu yang dirawat oleh BOS. [ran]