(IslamToday ID) – Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi menyatakan elektabilitas Anies Baswedan di media sosial (medsos) berada di posisi puncak. Mengusung tren “AniesBubble”, Anies mampu menggaet suara pemilih milenial.
“Selama satu minggu terakhir dari trennya kita lihat Anies Baswedan masih tinggi, diikuti Ganjar Pranowo, kemudian Prabowo Subianto,” kata Ismail dikutip dari YouTube CNN Indonesia, Sabtu (6/1/2024).
Dari total volume di media online, platform media sosial terutama X (Twitter), Ismail mengungkapkan paling banyak diberitakan itu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, kemudian Anies Baswedan.
“Tapi media sosial ini berbeda yang paling tinggi adalah Anies Baswedan, kemudian diikuti Ganjar Pranowo, baru kemudian Prabowo Subianto,” ungkapnya.
“Apa yang menyebabkan perbedaan seperti ini? Kalau kita lihat dari tren yang ditampilkan Anies naik cukup signifikan yaitu di akhir tahun dan kita tahu muncul fenomena ‘AniesBubble’ ketika Anies muncul pertama kali di TikTok, kemudian disambut generasi K-Pop,” bebernya.
Fenomena AniesBubble, dikatakan Ismail, mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap elektabilitas Anies. Begitu pula dengan isu yang populer masih didominasi oleh Anies.
“Desak Anies itu dari data Drone Emprit bisa menggeser popularitas dari ‘gemoy’ (Prabowo Subiyanto), terutama kalau saya ambil dari percakapan media online dan juga di X (Twitter),” terangnya.
Sementara, gemoy disebut sejak debat pertama mengalami penurunan. “Mungkin di situ publik berpendapat adanya perbedaan antara citra gemoy dengan penampilan real dari Pak Prabowo pada saat debat.”
Untuk Ganjar sendiri meski banyak melakukan strategi blusukan dan mulai merambah media sosial TikTok live bersama Mahfud MD, namun respons masyarakat juga cukup tinggi.
Sedangkan Prabowo belum muncul di TikTok dan disebut akan memanfaatkan artificial intelegent (AI). “Terlepas dari itu semua, harus ada kesinambungan antara dunia online dan offline. Tidak bisa hanya kita main di dunia online saja,” pungkasnya. [ran]