(IslamToday ID) – Juru Bicara Timnas AMIN Refly Harun mengatakan kalau ingin pemilu berjalan secara jujur dan adil (jurdil), capres-cawapres yang saat menduduki jabatan di pemerintahan haruslah mundur. Hal ini terkait maraknya isu conflict of interest (konflik kepentingan) terkait penggunaan fasilitas publik maupun fasilitas negara untuk melakukan kampanye.
“Kalau mau gentleman ya mundur. Prabowo mundur, Mahfud mundur, kalau Gibran saya tidak tahu mau mundur atau tidak,” kata Refly dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (25/1/2024).
Menurutnya, penggunaan fasilitas negara dalam kampanye politik menyangkut problem etik. Apabila problem ini ingin dipecahkan maka jalan satu-satunya semua mundur sebagai menteri.
“Problem etiknya sama. Mahfud dan Prabowo problem etiknya sama. Kalau mau dipecahkan, mau diselesaikan problem etik ini, mundur semuanya. Maka tidak aka nada lagi tuduhan conflict of interest dan penggunaan fasilitas publik dalam kampanye karena mereka semua adalah masyarakat biasa,” tutur Refly.
Sementara, untuk kubu paslon 01 sendiri, ia mengaku tidak memiliki dilema menyangkut isu akan mundurnya beberapa menteri dari Kabinet Indonesia Maju II. Meskin nantinya akan ada menteri dari Koalisi Perubahan yang diberhentikan Presiden Jokowi, menurutnya, itu merupakan hak presiden sebagai kepala negara.
“Gak ada dilema 01 misalnya soal menteri dari PKB, Nasdem itu mau diberhentikan atau tidak itu terserah Presiden Jokowi. Presiden Jokowi sebagai kepala pemerintahan, sebagai presiden bisa memberhentikan Pak Mahfud, bisa memberhentikan Prabowo Subianto,” ucapnya.
Memanasnya situasi kabinet Jokowi saat ini, Refly menyebut tidak lepas dari sikap presiden sendiri yang memihak kepada salah satu paslon. Terlebih secara terang-terangan presiden mengungkapkan bahwa dirinya boleh berkampanye dan memihak.
“Tapi kalau kita mau menyalahkan memang Presiden Jokowi yang bikin kacau, seolah-olah ini persaingan antara 01 dan Jokowi, nggak begitu. Yang bersaing itu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran, dan dengan Ganjar-Mahfud,” tuturnya.
“Tapi sekali lagi ini pemilihan di antara tiga orang, bukan 01 lawan Jokowi atau 03 lawan Jokowi, tapi 01 lawan 02 lawan 03. Itu posisinya,” tegasnya. [ran]