(IslamToday ID) – Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Fathaul Wahid mengatakan kritikan berbentuk petisi yang ditujukan kalangan civitas akademika UII untuk Presiden Jokowi bukan yang pertama. Sebelumnya, UII juga pernah memberikan petisi yang sama kepada pemerintah.
Hal ini didasari oleh kondisi Indonesia yang tidak baik-baik saja. Presiden dianggap sudah tidak mendengarkan aspirasi rakyat.
“Ini bukan kali pertama UII menunjukkan kepedulian terhadap masalah bangsa dan negara. Kami melihat perkembangan mutakhir tidak menggembirakan. Kami bersepakat mengutarakan apa yang kami anggap benar untuk meluruskan apa yang kami anggap belok,” ungkap Fathaul dikutip dari YouTube Metro TV, Jumat (2/2/2024).
Petisi yang ditujukan kepada Jokowi tersebut, lanjut Fathaul, murni dari pemikiran civitas akademika UII tanpa ada maksud dan tujuan politis di dalamnya.
“Semuanya dilakukan dengan niatan yang tulus, tidak ada kepentingan apalagi partisan. Apalagi mendekati pemilu yang orang sering akan menduga kampus UII menjadi kampus partisan,” katanya.
Dengan adanya petisi yang dilakukan oleh sejumlah kampus yang ada di Indonesia, Fathaul berharap gerakan ini mampu mendorong DPR agar kembali menjalankan fungsi pengawasannya.
“Ini merupakan gerakan moral. Jadi jangan sampai kita menganggap ini hanya untuk kepentingan pemilu. Sama sekali tidak. Ini kepentingan yang lebih besar, kepentingan negara dan bangsa. Kami berharap gerakan ini akan disambut oleh gerakan lembaga-lembaga lain yang punya kewenangan. Karena kami kampus fokus pada politik kebangsaan, bukan politik elektoral,” tuturnya.
“DPR kembali kepada fungsi pengawasannya ketika yang diberi mandat oleh rakyat, presiden melanggar kepatutan, etika, konstitusi. Harusnya DPR berbuat karena fungsi pengawasan harus dilakukan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Sehingga apabila nanti para mahasiswa ingin melakukan aksi, pihak kampus tidak hanya akan mengizinkan tapi juga mendukung.
“Tapi dengan ketentuan dan kesadaran yang jelas, berdasarkan pada data dan jangan sampai ada anarkisme. Tidak ditunggangi kepentingan-kepentingan jangka pendek. Dosen bahkan rektor juga akan mendampingi,” pungkasnya. [ran]