(IslamToday ID) – Ketua Umum Yayasan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur merespons pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut gerakan para guru besar mengkritik Presiden Jokowi di beberapa kampus merupakan sebuah skenario.
Menurutnya, apa yang dikatakan Bahlil merupakan cerminan dari diri dan perbuatan yang sering dilakukannya.
“Ya seperti itulah kalau orang seperti Bahlil menilai orang lain dengan kapasitas dirinya. Saya mencurigai inilah yang biasa dia lakukan, mengkoordinasikan orang-orang. Tapi dia tidak memahami bahwa ada orang lain yang bergerak dengan nuraninya,” kata Isnur dikutip dari YouTube METRO TV, Rabu (7/2/2024).
“Kalau orang-orang yang biasa berbuat dengan skenario, dengan pengkondisian itulah alam pikirnya. Dia tidak menemukan fakta. Artinya dia tidak melihat perkembangan,” lanjutnya.
Menurut Isnur, apa yang saat ini sedang terjadi merupakan akumulasi dari gejala-gejala yang pernah ada sebelumnya.
“Bagi saya ini memang sebuah gejala yang muncul dari gejala yang lain. Gejalanya pemerintahan Jokowi termasuk Pak Bahlil orang atau bagian yang makin membahayakan demokrasi,” paparnya.
“Saran saya ke Pak Bahlil jangan pakai kacamata Anda yang Anda lakukan kepada orang lain. Kepada guru besar, kepada kampus-kampus yang bergerak secara organik ke mana-mana,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Isnur juga memperingatkan kepada semua civitas akademika yang saat ini mendapatkan tekanan dari berbagai pihak agar tidak menghentikan gerakan kritik terhadap Jokowi.
“Kami ingin memberikan sinyal-sinyal kepada semua bahwa ini (gerakan petisi) adalah hak, tidak boleh ada yang menganggu, tidak boleh ada intimidasi, dan semua harus saling menjaga. Tentu pilihan ini ada risikonya buat kita bersama, tapi jangan takut dan YLBHI siap menemani. Kami sebagai lembaga bantuan hukum siap menjaga ketika ada upaya intimidasi,” tuturnya. [wip]