(IslamToday ID) – Ahli komunikasi politik UGM Nyarwi Ahmad mengatakan rancangan hak angket yang akan digulirkan oleh DPR RI untuk menggugat hasil Pemilu 2024 belum sepenuhnya matang.
“Walaupun di sengketa pemilu kalau kita lihat capres-cawapres dan caleg juga bisa (menggugat hasil pemilu), tetapi kalau angket kaitannya dengan DPR. Kalau saya lihat dari dinamika wacana rancangan angket ini belum didesain secara matang karena ini accidental,” kata Nyarwi dikutip dari YouTube tvOneNews, Senin (26/2/2024).
Bukan tanpa alasan Nyarwi mengatakan demikian, pasalnya dirinya sejauh ini belum melihat pergerakan para elite politik di DPR untuk menindaklanjuti wacana angket tersebut.
“Kalau kita lihat soal angket ini, kita lihat dari wacana yang berkembang muncul dari Mas Ganjar kemudian bergulir. Kalau saya hak angket ini dirancang sebagai agenda politik yang representatif saya kira jauh lebih kuat kalau itu partai politik. Karena di kita partai politik itu kontestan yang mengusung caleg dan capres-cawapres,” tuturnya.
Padahal, seperti diketahui banyak partai politik yang saat ini masih menjadi koalisi di pemerintahan Presiden Jokowi.
“Kalau kita lihat sebagian besar berada di gerbong pemerintahan Pak Jokowi sebelumnya, tetapi apakah berani mendeclair keluar dari situ (pemerintahan) padahal beberapa jabatan menteri dan lain-lain masih ada di dalam (pemerintahan),” paparnya.
“Dan yang paling penting itu PDIP, PDIP itu belum ada suaranya dan saya lihat peluang untuk angket biasanya akan lebih kuat kalau sebuah isu akan sangat kuat kalau fokus atau besar,” jelasnya.
Sementara, kata Nyarwi, fokus atau subjek angket yang saat ini ramai diperbincangkan belum jelas apa yang mau diangketkan.
“Misal kita anggap angket penyelenggaraan pemilu, itu kan kompleks. Ada proses hingga pengawasan. Apabila subjek ini dinarasinya itu lebih fiks baru kita baca seberapa arah dari masing-masing partai. Sementara masing-masing partai juga memiliki persepsi yang berbeda tentang angket,” jelas Nyarwi lagi.
Hal tersebut yang menurutnya masih menjadi pekerjaan rumah karena wacana angket ini belum cukup matang. [ran]