(IslamToday ID) – Deputi Marketing Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Bebin Djuana mengatakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada awal tahun 2025 dikhawatirkan berdampak besar terhadap industri otomotif. Padahal saat ini industri otomotif sendiri masih terpuruk dengan belum pulihnya daya beli masyarakat.
“Saya melihat begini, di negara kita ini yang namanya kendaraan beban pajaknya sudah sangat memberatkan, itu yang perlu dipahami. Untuk melihat seberapa besar beban pajak kendaraan, harga di negara asal berapa ketika sampai di negara kita berapa. Boleh dikatakan rata-rata tiga kali lipat. Yang dua kali lipat itu di mana? Ya di pajak,” kata Bebin dikutip dari YouTube CNBC Indonesia, Rabu (27/3/2024).
Dikatakannya, mungkin masyarakat menilai industri otomotif merupakan industri potensial dengan tingkat keuntungan yang tinggi, namun pada kenyataannya tidak demikian.
“Padahal tidak. Ini industri yang keuntungannya tidak se-wow yang diperkirakan. Jadi ketika beban pajak ditambah, apalagi kalau kita memahami beban terhadap pajak kendaraan itu berlapis-lapis kemudian bertingkat. Dan ada PPN di jalur paling akhir, jadi bisa dibayangkan ini akan menjadi kisah sedih,” jelasnya.
Sementara, sebelum diberlakukannya PPN 12 persen saja, angka penjualan kendaraan sudah mengalami penurunan. Dirinya mengaku tidak bisa memperkirakan akan seperti apa insdustri otomotif apabila PPN 12 persen sudah diperlakukan.
“Memang level of evidence-nya cukup tinggi, tinggi karena kebutuhan masyarakat terhadap alat transportasi dan penurunan angka masyarakat (penjualan) dikarenakan ketakutan masyarakat akan pemilu yang lalu,” bebernya.
Meski pemilu telah lewat, namun dirinya masih tetap pesimis apakah nantinya angka penjualan otomotif ini akan kembali meningkat mengingat PPN juga akan meningkat.
Penurunan penjualan otomotif di Indonesia ini juga diakui oleh Direktur Marketing TAM Anton Jimmi Suwandy meski PPN belum naik. Dirinya menilai penjualan akan semakin menurun setelah PPN resmi diberlakukan 12 persen tahun depan.
“Market otomotif di Indonesia di tahun lalu saja retail size sudah berapa di bawah 1 juta yang sebelumnya kita sudah berada di atas 1 juta. Dan pada Januari tahun ini penjualan sudah turun 20 persen dibanding Januari tahun lalu,” tuturnya. [ran]