(IslamToday ID) – Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengaku sektor properti kembali menggeliat usai pemilu. Sebelumnya, ia mengaku sektor ini mulai lesu menjelang pemilu lantaran para investor memilih bersikap wait and see.
“Kami wait and see apakah pemilu ini berjalan dengan baik atau katakanlah huru-hara. Sekarang teman-teman mulai semangat membangun kembali dan sudah ada tanda-tanda permintaan membaik,” kata Junaidi dikutip dari YouTube CNBC Indonesia, Kamis (28/3/2024).
Namun, ia tidak bisa menjamin sampai kapan geliat pembangunan bisnis ini akan terus naik. Pasalnya kebijakan pemerintah yang akan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen ikut membuat bisnis ini waswas.
“Dengan pajak yang nantinya 12 persen itu menurut saya sangat tinggi, karena ada beberapa faktor yang menjadi beban sangat berat bagi para developer selain PPN, yakni PPH dan BPATP. Itu kalau saya perhitungkan kurang lebih 19,5 persen. Ini sangat berat untuk para pengusaha,” jelasnya.
Apabila kenaikan PPN ini dipaksakan di tengah kondisi yang serba belum kuat ini, dirinya khawatir bisnis properti akan semakin lemah dan ketertarikan pengembang untuk membangun menjadi turun.
“Bagaiman memproduksi jika bebannya terlalu besar. Industri ini seharusnya dipertahankan bagaimana agar tetap berproduksi, tetap produktif karena industri properti banyak memiliki industri turunan,” ucapnya.
Junaidi lantas memandang perlunya pemerintah melakukan evaluasi sebelum secara resmi memberlakukan PPN 12 persen tersebut.
“Menurut saya ini perlu ada evaluasi. Ada stimulan dengan aturan yang lebih meringankan lagi terkait ketentuan persentase pajak,” harapnya.
Juaidi lantas menyarankan kepada pemerintah agar tetap memberlakukan potongan-potongan pajak di 2025 kepada para pengusaha properti agar tidak terlalu memberatkan. [ran]