(IslamToday ID) – Pernyataan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono dalam video pendek tentang penolakan proyek ‘Rempang Eco City’ menggegerkan warganet. Pasalnya pernyataan tersebut seolah-olah menjadikan rakyat sebagai ‘musuh’ bukan rakyat yang semestinya dilindungi.
Panglima Laksamana Yudo menilai mereka yang melakukan aksi di Rempang telah melakukan tindakan anarkis. Untuk itu pihaknya berencana menerjunkan personil TNI ke Rempang.
“Satu orang miting satu kan. Iya kan TNInya umpama masyarakat 1.000 iya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu kan selesai, gak usah make alat dipitingi aja satu- satu. Tahu dipiting nggak? Dipiting satu-satu,” kata Laksamana Yudo dilansir dari video milik ribunnetwork, tribunjatimcom, yang dikutip pada Sabtu, 16 September 2023.
Pernyataanya ini disampaikannya setelah melihat adanya insiden aparat yang terluka ketika berhadapan dengan warga sipil.
“Saya melihat kemarin itu, mampu, tapi mampu kok diam saja digebuki, atau memang apa namanya. Karena saya lihat bertahan saja kan, saya lihat dengan anu yang di atas dan menumpuk jadi satu, dan sementara pendemonya ini bawa batu besar-besar itu, dilemparkan ke itu, kayak lempari itu,” jelasnya dilansir dari tvonenews, Jum’at 15 September 2023.
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat pun mendapat kritik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Aparat dinilai bukan lagi pelindung rakyat tapi untuk menggebuki rakyat.
“Celakanya pihak aparat yang tugasnya sebenarnya adalah melindungi rakyat, sekarang mereka malah berubah fungsi, menjadi menggebuki dan memukuli rakyat,” ujar Wakil Ketum MUI, Anwar Abbas.
Buya Abbas menegaskan bahwa kebijakan pemerintah saat ini membuat tingkat kesejahteraan tidak merata. Kebijakannya juga cenderung pro pada kelompok tertentu.
“Karena yang dikejar oleh pemerintah tampaknya adalah pertumbuhan ekonomi dan kurang kepada dimensi pemerataannya sehingga akibatnya kita lihat rakyat marah seperti yang terlihat dan terjadi sekarang ini di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, tandasnya.